Pernyataan Putin untuk Pembicaraan Damai dengan Ukraina Diragukan

Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin. (news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin dalam salah satu pernyataan publik mengatakan bahwa Moskow mungkin harus mencapai kesepakatan dengan Ukraina untuk mengakhiri perang. Ini merupakan pernyataan pertama Putin tentang potensi kesepakatan damai.

Namun, keseriusan Putin untuk melakukan pembicaraan damai itu diragukan. Pernyataan Putin itu dinilai sebagai strategi untuk memberi jeda perekrutan kembali pasukan Rusia.

“Vladimir Putin dapat menggunakan pembicaraan damai apa pun dengan Ukraina sebagai alasan untuk mempersenjatai kembali dan merekrut pasukan Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly seperti dilansir Sky News, Senin (12/12/2022).

“Negosiasi harus nyata dan bermakna,” tandas Cleverly.

Presiden Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow mungkin harus mencapai kesepakatan dengan Ukraina untuk mengakhiri perang yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Pernyataan itu merupakan pertama kalinya Putin berbicara di depan umum tentang potensi kesepakatan damai.

Cleverly menyarankan agar Putin menggunakan diskusi untuk melakukan negosiasi yang lebih nyata dan bermakna.

Cleverly mengatakan isi pembicaraan damai dan ambang batas yang mungkin dipenuhi untuk membawa perdamaian harus diputuskan oleh rakyat Ukraina.

“Banyak putra dan putri rakyat Ukraina yang terbunuh dalam hal ini,” katanya.

Namun, Cleverly skeptis tentang apakah pembicaraan damai yang serius akan dilakukan.

“Saya benar-benar tidak melihat apa pun dari pihak Rusia yang memberi saya keyakinan bahwa Vladimir Putin memasuki pembicaraan ini dengan itikad baik,” kata Cleverly.

“Retorika yang lebih luas masih sangat konfrontatif,” tambahnya.

Titik temu antara Rusia dan Ukraina kemungkinan besar terletak pada Krimea dan wilayah Ukraina lainnya yang diduduki oleh Rusia.

Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina telah mendapatkan kembali kendali yang signifikan atas wilayah yang diduduki Rusia di timur. Rusia baru-baru ini menyerahkan tanah di selatan Kota Kherson.

Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina, secara konsisten mengatakan Rusia harus meninggalkan semua wilayah yang diduduki sebelum pembicaraan damai dapat dimulai. Ini termasuk Krimea, yang dicaplok Rusia selama invasi ilegal pada 2014.

Rusia juga menganeksasi wilayah Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia setelah referendum pada bulan September yang disebut Barat sebagai referendum palsu.

Bulan lalu, Putin menuntut Barat harus secara resmi mengakui empat wilayah sebelum pembicaraan damai dapat dilanjutkan.

Pada hari Jumat, dia juga mengakui bahwa ada beberapa masalah dalam pengadaan peralatan dan pakaian untuk ratusan ribu wajib militer yang dipanggil untuk berperang di Ukraina. (dam)

Exit mobile version