INDOPOS.CO.ID – Amerika Serikat (AS) merasa prihatin atas latihan militer skala besar Beijing di Selat Taiwan.
Aktivitas militer China tersebut dinilai bisa berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional.
“Washington memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan itu, tegas pejabat itu, seraya menambahkan bahwa AS akan terus mendukung Taiwan,” kata seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih seperti dikutip rt.com, Selasa (27/12/2022).
Tentara Pembebasan Rakyat China atau People’s Liberation Army (PLA) meluncurkan latihan maritim besar-besaran di daerah itu minggu lalu, setelah menyerukan tanggapan atas provokasi oleh Taipei dan Washington.
Pada hari Senin, Taiwan mengklaim bahwa total 71 jet tempur China, pesawat anti-kapal selam, pesawat perang elektronik, dan drone pengintai, bersama dengan tujuh kapal angkatan laut, telah terlihat di dekat pulau itu selama 24 jam terakhir.
Militer China, menyebut latihan itu sebagai latihan serangan api bersama. Dikatakan langkah itu adalah tanggapan tegas terhadap kolusi yang meningkat di daerah tersebut.
Jumat lalu, Presiden Joe Biden menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Anggaran 2023.
RUU tersebut memungkinkan pinjaman militer senilai hingga $2 miliar ke Taiwan selama lima tahun ke depan.
Pejabat Dewan Keamanan Nasional menyatakan AS memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“AS akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai sejalan dengan kami komitmen jangka panjang dan konsisten dengan kebijakan satu China kami,” katanya.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir, menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu pada bulan Agustus.
Beijing memandang pulau itu, sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah nasional di bawah kebijakan Satu China.
Taiwab memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949 tetapi tidak pernah mendeklarasikan kemerdekaan dari China.
Washington secara aktif mendukung Taipei, termasuk dengan menjual senjatanya. Baik Washington dan Beijing telah berulang kali saling tuduh mengacaukan situasi di Selat Taiwan. Jumat lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuduh AS menikam China dari belakang dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (dam)