Inggris Wajibkan Tes Covid-19 bagi Penumpang yang Terbang dari China

Inggris Wajibkan Tes Covid-19 bagi Penumpang yang Terbang dari China - penumpang bandara china - www.indopos.co.id

Wisatawan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing. (news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau The UK Health Security Agency (UKHSA) mewajibkan penumpang yang melakukan penerbangan langsung dari China daratan untuk dites Covid-19.

Ini merupakan bagian dari program pengawasan UKHSA yang dimulai hari ini, Minggu (8/1/2023). Kebijakan ini menyusul meningkatnya kekhawatiran terkait Covid-19.

Ada kekhawatiran Covid-19 di China terus menyebar melalui populasi besar yang memiliki sedikit kekebalan akibat kebijakan nol-Covid yang sekarang telah dihapus. China mengandalkan isolasi daripada inokulasi.

Ada juga kekhawatiran tentang seberapa akurat data negara atas wabah tersebut. Diperkirakan jumlah pelancong dari China akan meningkat mulai hari ini, karena persyaratan karantina untuk kembali ke China dihapus, sehingga pengawasan baru akan dimulai.

Sejak 5 Januari, orang-orang yang bepergian dari China daratan telah diminta untuk mengikuti tes Covid-19 pra-keberangkatan.

UKHSA mengatakan program barunya juga akan melihat sampel penumpang yang tiba di Inggris dari China daratan diuji Covid-19 pada saat kedatangan.

Badan itu mengatakan penumpang di Bandara Heathrow akan diminta untuk mengambil bagian dalam penelitian dan semua sampel positif dikirim untuk diurutkan.

“Ini akan semakin meningkatkan kemampuan Inggris untuk mengidentifikasi varian baru yang mungkin beredar di China yang dapat menghindari respons kekebalan dari mereka yang telah divaksinasi, atau yang berpotensi berhasil mengalahkan varian lain dan menyebar secara internasional,” kata UKHSA dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Sky News, Minggu (8/1/2023).

Menteri Luar Negeri untuk Perawatan Kesehatan dan Sosial Steve Barclay mengatakan saat China membuka kembali perbatasannya, maka penting bagi Inggris untuk mengambil pendekatan yang seimbang dan hati-hati dengan mengumumkan tindakan sementara.

“Ini memungkinkan para ilmuwan terkemuka dunia kami di Badan Keamanan Kesehatan Inggris untuk mendapatkan wawasan cepat tentang potensi varian baru yang beredar di China,” kata Barclay.

Berakhirnya aturan nol-Covid pada awal Desember 2022 di China dikhawatirkan menyebarkan virus ke China, yang merupakan rumah bagi 1,4 miliar penduduk.

Masyarakat memiliki sedikit kekebalan setelah dilindungi sejak virus corona muncul di Kota Wuhan, China pada akhir 2019.

Banyak rumah duka dan rumah sakit mengatakan mereka kewalahan, sementara pakar kesehatan internasional telah mengungkapkan setidaknya satu juta kematian di China. (dam)

Exit mobile version