Jerman Tidak Berencana Pasok Tank Leopard ke Ukraina

Tank

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengunjungi barak Batalyon Infanteri Lapis Baja 371 di Saxony, Jerman, pada Kamis (12/1/2023). Foto: rt.com

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Jerman tidak berencana untuk memasok tank tempur utama Leopard ke Ukraina. Sebelumnya Polandia memutuskan untuk mengirim tank buatan Jerman ke Kyiv.

“Keputusan ini belum dibuat,” kata Lambrecht saat ditanya tentang kemungkinan pengiriman tank ke Ukraina seperti dilansir rt.com, Jumat (14/1/2023).

Lambrecht mengatakan, pertanyaan tentang pasokan semacam itu tidak muncul saat ini. Berlin tidak akan membuat keputusan sendiri.

“Di masa di mana kita hidup, kita disarankan untuk beradaptasi dengan keadaan yang berubah. Pendekatan yang tepat adalah tidak mengesampingkan apa pun,” tambahnya.

“Berlin akan memenuhi janjinya untuk mengirim kendaraan tempur infanteri Marder ke Kyiv,” katanya.

“Pengiriman harus dilakukan dengan cara yang sesedikit mungkin mempengaruhi Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr,” tuturnya.

Kyiv telah lama meminta tank tempur dari pendukung Baratnya di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Berlin sejauh ini enggan memenuhi tuntutan ini. Kanselir Olaf Scholz berulang kali berargumen bahwa tidak ada negara NATO lain yang menyediakan persenjataan semacam itu untuk Ukraina.

Sebelumnya pada hari Kamis (12/1/2023), juru bicara Pemerintah Polandia, Piotr Muller, mengatakan bahwa Warsawa tidak hanya ingin mendukung Kyiv dengan pengiriman tanknya, tetapi juga
menegakkan perilaku tertentu oleh negara lain dan memaksa mereka untuk melakukan hal yang sama.

Dia tidak mengatakan bahwa dorongan ini diarahkan ke Berlin tetapi mencatat bahwa Jerman telah diminta untuk meningkatkan dukungan militernya untuk Ukraina melalui tekanan internasional.

Rusia telah berulang kali mengingatkan Barat agar tidak mendukung Ukraina dengan senjata, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang konflik.

Moskow juga telah mengingatkan negara-negara Barat bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk Ukraina meningkatkan risiko eskalasi dan memicu potensi konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO. (dam)

Exit mobile version