INDOPOS.CO.ID – Setidaknya puluhan orang tewas dalam serangan rudal Rusia di blok perumahan di Kota Dnipro, Ukraina, Sabtu (14/1/2023) malam. Serangan itu merupakan bagian dari gelombang serangan besar-besaran yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur energi.
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam dalam suhu di bawah nol derajat celsius untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan gedung apartemen berlantai sembilan tersebut. Tim evakuasi mendengar teriakan para korban di bawah reruntuhan.
Gambar-gambar dari lokasi serangan menunjukkan sebagian besar gedung roboh, dengan kepulan asap besar membubung ke udara saat tim layanan darurat melakukan pencarian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat di kota terbesar keempat di negara itu, yang terletak di tengah Sungai Dnipro. Di sana juga terdapat Museum Holocaust yang besar.
“Lebih dari 60 orang terluka dan 37 telah diselamatkan sejauh ini,” ujar Zelenskyy dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Sky News, Minggu (15/1/2023).
Wakil Wali Kota Dnipro, Mikhailo Lysenko mengatakan dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial bahwa penduduk yang putus asa mengirim pesan teks dari flat mereka yang hancur.
“Kami menghentikan pekerjaan kami sesekali, dan kami mendengar orang-orang berteriak dari bawah reruntuhan,” ungkapnya.
Serangan Rusia hari Sabtu (14/1) juga menghantam infrastruktur kritis di beberapa kota besar di Kyiv, ibu kota Ukraina; Kharkiv di timur; dan Lviv di barat.
Angkatan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 25 dari 38 rudal yang ditembakkan oleh penjajah (Rusia) tetapi rudal yang berhasil mendarat menyebabkan gangguan pada sebagian pasokan listrik kota.
Moskow telah meningkatkan pengebomannya terhadap infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober, menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran, memutus pemanas sentral, dan aliran air.
Zelenskyy mengutuk serangan terbaru sebagai teror Rusia, karena pasukan Vladimir Putin berusaha untuk meningkatkan penderitaan Ukraina selama bulan-bulan musim dingin ini.
Menteri Energi Ukraina mengingatkan hari-hari mendatang akan sulit karena dampak dari serangan hari Sabtu (14/1), yang juga menyebabkan satu orang tewas di kota pembuat baja Kryviy Rih.
Sekutu Ukraina telah berjanji untuk mengirim lebih banyak bantuan militer. Duta Besar Gedung Putih untuk Kyiv Bridget Brink mengutuk serangan Rusia terhadap Kota Dnipro.
“Lebih banyak bantuan keamanan akan datang untuk membantu Ukraina mempertahankan diri,” kata Bridget Brink di Twitter.
AS telah menjanjikan 50 kendaraan lapis baja yakni tank Bradley dalam paket bantuan militer terbesarnya hingga saat ini.
Sementara itu, Inggris menjadi negara Barat pertama yang menjanjikan tank ke Kyiv.
Empat belas tank Challenger 2 akan dikirim dalam beberapa pekan mendatang, bersama dengan sekitar 30 senjata berpenggerak AS90, yang merupakan persenjataan besar yang dioperasikan oleh lima penembak.
Zelenskyy berterima kasih kepada Inggris atas dukungannya setelah ia menelepon Perdana Menteri Rishi Sunak. Ia meminta lebih banyak bantuan dari sekutu lainnya.
“Seluruh dunia tahu apa dan bagaimana menghentikan mereka yang menabur kematian,” katanya.
Diharapkan sekutu lain akan mengikuti, terutama Jerman, membuka kunci tank Leopard 2, yang diproduksi dalam jumlah yang jauh lebih besar dan digunakan oleh beberapa negara Eropa lainnya.
Sekutu Ukraina bertemu di Ramstein di Jerman pada Jumat (13/1), pemerintah akan mengumumkan janji terbaru mereka.
Terlepas dari klaim kemenangan Rusia, pertempuran berlanjut di Kota Soledar pada Sabtu (14/1), sebuah situs di wilayah Donetsk timur yang telah menyaksikan beberapa pertempuran paling berdarah dalam perang tersebut.
Kejatuhan kota itu akan menandai kemenangan langka bagi Kremlin setelah serangkaian kemunduran di medan perang, karena Moskow mengatakan mengambil kendali akan memungkinkan pasukannya memotong jalur pasokan untuk pasukan Ukraina di kota terdekat Bakhmut.
Tapi kantong perlawanan tetap ada, dan pejabat Ukraina mengatakan pertempuran terus berlanjut.
“Tentara kami terus-menerus menangkis serangan musuh, siang dan malam,” kata Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar.
“Musuh (Rusia) mengalami kerugian besar tetapi terus menjalankan perintah kriminal dari komando mereka,” tutup Maliar. (dam)