WHO Sebut Korban Tewas Akibat Gempa di Turki Bisa Mencapai 20 Ribu Orang

WHO Sebut Korban Tewas Akibat Gempa di Turki Bisa Mencapai 20 Ribu Orang - gempa turki - www.indopos.co.id

Seorang anak bernama Muhammet Ruzgar (5), berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat dari lokasi bangunan yang rusak di Turki. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Lebih dari 5.600 bangunan di Turki telah hancur akibat gempa dengan magnitudo 7,8 dan gempa susulan yang mengguncang sebagian besar wilayah Turki dan negara tetangga Suriah, Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat.

Setidaknya 5 ribu orang telah meninggal di Turki dan Suriah. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan korban tewas bisa mencapai 20 ribu orang dalam beberapa hari mendatang.

Masih banyak korban yang terperangkap di balik puing-puing bangunan tidak dapat dijangkau oleh tim penyelamat karena cuaca sangat dingin dan beku. Tim penyelamat menghabiskan malam menjelajahi puing-puing. Namun cuaca yang sangat dingin mengurangi waktu yang mereka miliki untuk menemukan korban selamat.

Lebih dari 7.800 orang di Turki telah diselamatkan di 10 provinsi sejauh ini, dan kru dari seluruh dunia telah menuju pusat gempa untuk memberikan bantuan.

Di Suriah, gempa bumi dan gempa susulan semakin melemahkan fondasi bangunan yang telah menanggung beban terberat dari penembakan dan serangan udara selama satu dekade kerusuhan.

Angka terbaru menunjukkan lebih dari 13 ribu warga di Turki terluka, dan di Kota Iskenderun, ada tumpukan puing yang sangat besar di mana unit perawatan intensif penuh sesak oleh pasien.

“Kami memiliki seorang pasien yang dioperasi tetapi kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Tulin, seorang wanita berusia 30-an tahun yang berdiri di luar rumah sakit sambil menyeka air matanya, seperti dilansir Sky News, Selasa (7/2/2023).

Puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal di seluruh Turki dan Suriah, dan menghabiskan malam dalam cuaca yang sangat dingin.

Sekitar 20 mil jauhnya dari pusat gempa di Gaziantep, orang-orang berlindung di pusat perbelanjaan, masjid, stadion, dan pusat komunitas.

Di daerah kantong Suriah yang dikuasai pemberontak, empat juta orang mengungsi sebelum gempa kuat melanda dan banyak yang tinggal di gedung-gedung yang hancur akibat pemboman militer.

Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bassam Sabbagh telah meminta bantuan dari PBB. Pihak PBB telah menjanjikan bahwa negara-negara anggota akan melakukan segala kemungkinan dalam situasi yang sangat sulit ini.

Dia menekankan pemerintah siap membantu dan mengoordinasikan pengiriman bantuan ke semua warga di semua wilayah Suriah.

Namun selain cuaca musim dingin yang ekstrem, kerusakan jalan dan kekurangan bahan bakar telah menghambat respons PBB terhadap gempa bumi di sana.

“Infrastruktur rusak, jalan yang biasa kami gunakan untuk pekerjaan kemanusiaan rusak, kami harus kreatif dalam menjangkau orang-orang. Namun kami tetap bekerja keras,” ujar koordinator residen PBB El-Mostafa Benlamlih.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Gedung Putih mengatakan Biden menggarisbawahi kesiapan Amerika Serikat untuk memberikan semua bantuan yang dibutuhkan ke Turki, sekutu North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah aliansi politik dan militer internasional bidang keamanan yang terdiri dari negara-negara dari Amerika Utara dan Eropa.

Sebanyak 79 orang tim pencarian dan penyelamatan kota telah dikerahkan oleh Washington, dan diskusi sedang berlangsung tentang bentuk bantuan lain, termasuk layanan kesehatan.

Petugas penyelamat dari Inggris, Republik Ceko, dan Jerman juga telah menuju pusat gempa untuk memberikan bantuan. (dam)

Exit mobile version