Dampak Perang, Pemulihan Pascagempa di Suriah Memakan Waktu Lama

Dampak Perang, Pemulihan Pascagempa di Suriah Memakan Waktu Lama - gempa turki 2 - www.indopos.co.id

Seorang anak di Suriah berhasil diselamatkan dari balik reruntuhan pasca gempa. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Sebanyak lima setengah juta lebih warga Suriah kehilangan tempat tinggal setelah gempa dahsyat mengguncang wilayah itu dan Turki, Senin (6/2/2023) lalu.

Negara yang dilanda perang itu telah menghadapi dampak konflik selama lebih dari 10 tahun. Para tim relawan yang terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan mengatakan operasi pemulihan di Suriah kemungkinan akan memakan waktu lebih lama daripada di Turki.

Setidaknya 28 ribu orang telah dipastikan tewas di Turki dan Suriah setelah gempa berkekuatan 7,8 dengan beberapa gempa susulan tersebut.

Manajer klaster negara Timur Tengah dan Afrika Utara untuk Palang Merah Inggris, Jeremy Smith, mengatakan penanganan dampak gempa di Suriah akan menghadapi banyak hambatan.

“Ini adalah skenario terburuk bagi kami,” kata Smith seperti dilansir Sky News, Minggu (12/2/2023).

Smith mengatakan tantangan yang ditimbulkan oleh perang menyebabkan pemulihan pasca gempa di Suriah akan membutuhkan waktu yang lama. Karena infrastruktur medis, air, dan sanitasi di negara itu sudah berkurang. Berbeda dengan upaya pemulihan di Turki mungkin akan jauh lebih cepat

Sedikitnya 2.166 orang telah tewas di barat laut Suriah yang dikuasai oposisi dan 1.387 lainnya di daerah yang dikuasai pemerintah, menurut angka resmi terbaru.

Sementara bantuan dari seluruh dunia telah membanjiri Turki. Ada perbedaan yang mencolok dengan bantuan ke Suriah.

Negara itu telah dilanda perang saudara selama bertahun-tahun dan kecaman atas perlakuan rezim yang berkuasa terhadap rakyatnya, menciptakan kesulitan dalam mendapatkan bantuan ke negara itu.

Badan-badan bantuan dari seluruh dunia kemungkinan akan menghadapi kesulitan untuk mengakses Suriah utara, yang sebagian besar dikendalikan oleh kelompok pemberontak yang memerangi rezim tersebut.

Pemimpin kelompok sukarelawan White Helmets mengkritik tanggapan PBB di Suriah dan mengatakan daerah yang dikuasai pemberontak belum menerima bantuan dari PBB sejak gempa.

Setelah gempa bumi, penyeberangan Bab-al-Hawa, koridor bantuan kemanusiaan yang merupakan satu-satunya jalan resmi ke daerah yang dikuasai pemberontak dari luar Suriah, ditutup sementara karena adanya kerusakan jalan.

PBB tidak berwenang untuk memberikan bantuan ke Suriah melalui penyeberangan perbatasan lainnya di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi dewan akan membahas apakah akan mengizinkannya untuk memberikan bantuan ke daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah melalui lebih dari satu penyeberangan perbatasan Turki.

Presiden Suriah Bashar al Assad dilaporkan melakukan perjalanan pertamanya ke daerah yang terkena dampak sejak gempa pada Jumat (10/2). Assad mengunjungi sebuah rumah sakit di Aleppo, menurut media pemerintah.

Pada Jumat (10/2), PBB menjanjikan bantuan USD25 juta (£20 juta) untuk orang-orang di daerah yang dilanda gempa di Suriah, selain bantuan USD25 juta yang diumumkan awal pekan ini untuk operasi darurat di Turki dan Suriah. (dam)

Exit mobile version