AS Tuduh Jet Rusia Tabrak Drone sehingga Jatuh ke Laut Hitam

AS Tuduh Jet Rusia Tabrak Drone sehingga Jatuh ke Laut Hitam - Drone MQ 9 - www.indopos.co.id

Drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS). Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Pasukan Amerika Serikat (AS) menuduh jet Rusia secara sembrono bertabrakan dengan salah satu pesawat tak berawaknya (drone) sehingga menyebabkan drone itu jatuh ke Laut Hitam.

Perselisihan diplomatik antara Washington dan Moskow meletus pascajatuhnya drone milik AS di Laut Hitam tersebut.

Namun Rusia membantah terlibat. Seorang tokoh senior Rusia mengatakan hal tersebut sebagai provokasi.

Insiden tersebut telah menunjukkan meningkatnya risiko konfrontasi langsung antara kedua negara adidaya karena perang Ukraina.

Militer Amerika mengatakan dua jet Su-27 Rusia mencegat drone MQ-9 Reaper tak berawak di wilayah udara internasional sebelum salah satunya menghantam baling-baling pesawat, menyebabkan pasukan AS harus menjatuhkannya.

Komando Eropa AS mengatakan Su-27 terbang di depan MQ-9 dan membuang bahan bakar di atasnya, merusak pesawat tak berawak sebelum tabrakan dengan cara yang sembrono, tidak ramah lingkungan, dan tidak profesional”.

“Tindakan agresif awak pesawat Rusia berbahaya dan dapat menyebabkan salah perhitungan dan eskalasi yang tidak diinginkan. Insiden itu mengikuti pola tindakan berbahaya oleh pilot Rusia,” kata Komando Eropa AS seperti dilansir Sky News, Rabu (15/3/2023).

“Drone itu melakukan penerbangan rutin sesuai dengan hukum internasional untuk mendukung pertahanan dan keamanan kolektif Eropa,” katanya.

Jenderal Angkatan Udara AS James Hecker menjelaskan, apa yang terjadi merupakan tindakan tidak aman dan tidak profesional oleh Rusia, yang mengakibatkan hilangnya MQ-9.

“Kami memandang insiden ini sebagai provokasi,” kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov, setelah dipanggil oleh Departemen Luar Negeri AS.

Dia mengatakan Rusia tidak ingin ada konfrontasi dengan AS. Dia menambahkan bahwa terlepas dari perbedaan pernyataan yang dibuat oleh kedua negara mengenai jatuhnya pesawat tak berawak itu, pembicaraan saat ini sudah mulai konstruktif.

Kementerian Pertahanan di Moskow menegaskan pesawat tempur tidak melakukan kontak dengan pesawat tak berawak itu.

Mereka mengklaim jatuh drone itu karena manuver tajam yang menyebabkan hilangnya ketinggian.

MQ-9 Reaper adalah drone yang dikemudikan dari jarak jauh yang digunakan untuk pengawasan dan pengintaian, serta misi penyerangan.

Sedangkan jet tempur Su-27 adalah penemuan era Soviet yang awalnya dibangun pada 1982 untuk melawan teknologi pesawat AS yang kuat.

Menurut Komando Eropa AS, drone yang pertama dilengkapi dengan rudal, tetapi yang jatuh pada hari Selasa adalah pesawat intelijen.

Yang terakhir dipersenjatai dengan senjata 30 mm, dan mampu menembakkan berbagai rudal, roket, dan bom.

“Para pejuang Rusia tidak menggunakan senjata mereka, tidak melakukan kontak dan kembali dengan selamat ke lapangan terbang asal mereka,” kata Kementerian Pertahanan Moskow.

“Drone itu terbang menuju perbatasan Rusia dengan transpondernya, perangkat komunikasi nirkabel dimatikan,” tambah kementerian itu. Mereka menjelaskan pejuang Rusia berada di area tersebut untuk mengidentifikasi objek tersebut.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan insiden itu unik karena menyebabkan jatuhnya pesawat AS. AS akan terus terbang dan beroperasi di atas Laut Hitam.

Menurut Kirby, mereka tidak perlu berkoordinasi dengan Rusia ketika mereka melakukannya, karena berada di atas perairan internasional. (dam)

Exit mobile version