Blogger Militer Rusia yang Pro-Perang Tewas dalam Ledakan di Sebuah Kafe

Vladlen-Tatarsky

Blogger militer Rusia yang cukup berpengaruh Vladlen Tatarsky tewas dalam ledakan sebuah kafe di St Petersburg, Rusia. Foto: Sky News

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan,seorang blogger militer Rusia Vladlen Tatarsky yang pro-perang tewas dalam ledakan di sebuah kafe di St Petersburg, Rusia. Selain itu, sebanyak 30 orang terluka dalam ledakan tersebut.

Tatarsky, yang nama aslinya adalah Maxim Fomin, memiliki lebih dari 560 ribu pengikut di Telegram dan merupakan salah satu blogger militer paling berpengaruh yang sering memberikan komentar kritis tentang invasi Rusia ke Ukraina .

Belum ada konfirmasi siapa yang bertanggung jawab atas ledakan di kafe Street Food Bar No 1 di kota terbesar kedua Rusia itu, Minggu (2/4/2023) malam waktu setempat itu.

Sebuah situs St Petersburg mengatakan kafe itu pernah menjadi milik Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner, tentara swasta yang berjuang untuk Rusia di Ukraina.

Seorang pejabat terkemuka Rusia menyalahkan Ukraina, tanpa memberikan bukti. Namun klaim itu ditolak oleh Kyiv.

Kementerian Luar Negeri Rusia tidak membuat tuduhan keterlibatan dalam serangan itu

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat presiden Ukraina, menyalahkan terorisme domestik Rusia atas ledakan itu.

“Laba-laba itu saling memakan di dalam toples,” ujarnya seperti dilansir Sky News, Senin 3 April 2023.

Media Rusia dan blogger militer mengatakan Tatarsky bertemu dengan seorang wanita yang memberinya patung dan kemudian meledak.

Dalam sambutan yang direkam dalam video, seorang saksi mengatakan bahwa seorang wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai Nastya mengajukan pertanyaan dan bertukar komentar dengan Tatarsky.

Saksi, Alisa Smotrova, mengutip Nastya yang mengatakan bahwa dia telah membuat patung blogger tersebut tetapi penjaga memintanya untuk meninggalkannya di pintu, karena curiga itu adalah bom.

Nastya dan Tatarsky bercanda dan tertawa. Dia kemudian pergi ke pintu, meraih patung itu dan menyerahkannya kepada Tatarsky.

Dia kemudian meletakkan patung itu di meja terdekat, dan ledakan pun terjadi. Smotrova menceritakan, pada saat terjadi ledakan orang-orang berlarian karena panik, beberapa terluka oleh pecahan kaca dan berlumuran darah.

Jika Tatarsky sengaja dijadikan sasaran, itu akan menjadi pembunuhan kedua di wilayah Rusia terhadap sosok yang terkait dengan perang di Ukraina. Darya Dugina, putri sekutu Vladimir Putin, tewas setelah diduga bahan peledak meledak di Toyota Land Cruiser yang dia tumpangi di luar Moskow Agustus lalu.

Tatarsky termasuk di antara ratusan peserta pada upacara mewah Kremlin September lalu untuk memproklamirkan aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki.

“Kami akan mengalahkan semua orang, kami akan membunuh semua orang, kami akan merampok semua orang yang kami butuhkan. Semuanya akan seperti yang kami suka,” ujar Tatarsky dalam sebuah klip video pada kesempatan itu.

“Tatarsky dikenal karena beberapa pernyataan yang sangat radikal termasuk meremehkan pasukan resmi militer Rusia dan memuji tentara bayaran Grup Wagner,” kata reporter investigasi Christo Grozev kepada Sky News.

Membahas ledakan itu, Grozev menambahkan: “Pada titik ini tidak ada yang pasti. Bisa jadi ini adalah operasi Ukraina. Itu mungkin juga merupakan operasi dinas keamanan Rusia sebagai operasi bendera palsu untuk mengkonsolidasikan sentimen pro-perang di Rusia.”

Analis militer Sean Bell mengatakan bahwa tampak sangat tidak mungkin bahwa militer Ukraina berada di balik serangan St Petersburg karena itu bukan target militer.

Rekan blogger Rusia pro-perang telah memberikan penghormatan kepada Tatarsky.

“Dia berada di titik terpanas operasi militer khusus dan dia selalu keluar hidup-hidup. Tapi perang menemukannya di kafe Petersburg,” kata Semyon Pegov, yang menulis blog dengan nama War Gonzo. (dam)

Exit mobile version