Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy Sepakat Naikkan Plafon Utang AS

Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy Sepakat Naikkan Plafon Utang AS - biden - www.indopos.co.id

Ketua DPR AS Kevin McCarthy dan Presiden Joe Biden dilaporkan telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang AS. (Sky News)

INDOPOS.CO.ID – Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy telah mencapai kesepakatan prinsip untuk menaikkan plafon utang AS.

Kesepakatan tentatif itu akan mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan antara Kongres yang dikontrol Republik dan Gedung Putih yang dikelola Demokrat.

Saat ini, plafon utang mencapai 31,4 triliun dolar AS (£25,4 triliun) dengan batas baru yang belum diumumkan.

Biden dan McCarthy berbicara via telepon selama 90 menit pada Sabtu (27/5/2023) malam untuk membahas kesepakatan itu, karena batas waktu 5 Juni semakin dekat.

“Saya baru saja menutup telepon dengan presiden beberapa saat yang lalu. Setelah dia membuang-buang waktu dan menolak untuk bernegosiasi selama berbulan-bulan, kami telah mencapai kesepakatan prinsip yang layak untuk rakyat Amerika,” tulis Ketua DPR AS Kevin McCarthy lewat cuitan di Twitter, seperti dilansir Sky News, Minggu (28/5/2023).

Selama konferensi pers yang sangat singkat di Capitol Hill, McCarthy mengatakan mereka masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan penulisan RUU pada hari Minggu, kemudian mengadakan pemungutan suara pada hari Rabu.

Kesepakatan itu akan mencegah kegagalan ekonomi yang tidak stabil, selama mereka berhasil melewatinya melalui Kongres yang terbagi secara sempit sebelum Departemen Keuangan kehabisan uang untuk menutupi semua kewajibannya.

Partai Republik telah mendorong pemotongan untuk pengeluaran dan persyaratan lainnya, termasuk persyaratan kerja baru pada beberapa program tunjangan untuk orang Amerika berpenghasilan rendah dan agar dana dicabut dari Internal Revenue Service, agen pajak AS.

Rincian pasti dari kesepakatan itu tidak akan diumumkan segera, tetapi negosiator telah setuju untuk membatasi pengeluaran diskresioner non-pertahanan pada tingkat 2023 selama dua tahun, dengan imbalan kenaikan plafon utang selama periode yang sama.

Kebuntuan tersebut membuat takut pasar keuangan, membebani saham dan memaksa AS untuk membayar tingkat suku bunga tertinggi dalam beberapa penjualan obligasi.

Default akan memakan korban yang jauh lebih besar, kata para ekonom, kemungkinan mendorong Amerika ke dalam resesi, mengguncang ekonomi dunia dan menyebabkan pengangguran melonjak. (dam)

Exit mobile version