Donald Trump Kembali Didakwa Terkait Dokumen Rahasia saat Keluar dari Gedung Putih

Donald Trump Kembali Didakwa Terkait Dokumen Rahasia saat Keluar dari Gedung Putih - trump - www.indopos.co.id

Mantan Presiden AS Donald Trump. Foto: Sky News

INDOPOS.CO.ID – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui akun media sosialnya menyampaikan bahwa dia akan menghadapi dakwaan atas tuduhan pengadilan federal terkait kesalahan menangani dokumen rahasia saat keluar dari Gedung Putih.

“Saya telah dipanggil untuk hadir di Gedung Pengadilan Federal di Miami pada hari Selasa mendatang,” tulis Trump di akun media sosialnya seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (9/6/2023).

“Saya tidak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi pada mantan Presiden Amerika Serikat,” tambahnya.

Pada bulan April, Trump menjadi presiden AS pertama yang didakwa secara pidana, setelah Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg mengumumkan 34 tuduhan kejahatan tingkat negara bagian atas pemalsuan catatan bisnis dalam kasus yang berkaitan dengan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang aktris film dewasa.

“Saya orang yang tidak bersalah,” kata Trump dalam sebuah video yang diposting di media sosialnya pada hari Kamis.

“Saya tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujarnya.

Pemanggilan terhadap Donald Trump itu merupakan bagian dari penyelidikan Departemen Kehakiman AS yang sedang berlangsung. Penyelidikan, dipimpin oleh Penasihat Khusus Jack Smith, terkait kotak dokumen rahasia yang ditemukan di perkebunan Trump Mar-a-Lago di Florida.

Dilaporkan bahwa mantan Presiden Donald Trump menghadapi tujuh dakwaan dalam penyelidikan itu. Tuduhan khusus akan diumumkan setelah surat dakwaan dibuka.

“Negara kita akan masuk neraka. Dan mereka mengejar Donald Trump, mempersenjatai Departemen Kehakiman, mempersenjatai FBI,” kata Trump dalam video tersebut.

Dia mengklaim dakwaan itu dimaksudkan untuk menggagalkan pencalonannya dari Partai Republik pada pemilihan presiden 2024.

“Itu namanya campur tangan pemilu. Mereka berusaha menghancurkan reputasi sehingga mereka bisa memenangkan pemilu,” tuturnya.

Setelah ditemukannya dokumen rahasia di Mar-a-Lago pada bulan Agustus 2022 lalu, beberapa politisi terkenal lainnya, termasuk Presiden AS saat ini Joe Biden dan mantan Wakil Presiden Trump Mike Pence menyerahkan dokumen rahasia yang disimpan di kediaman mereka.

Tetapi banyak ahli telah mengindikasikan bahwa kasus Trump berbeda. Awalnya, saat Trump bersiap untuk meninggalkan jabatannya pada Januari 2020, Arsip Nasional mengumpulkan 15 kotak catatan dari Mar-a-Lago, beberapa di antaranya berisi informasi rahasia.

Namun, masih ada lebih banyak catatan di sana. FBI harus mengeluarkan panggilan pengadilan pada bulan Mei tahun itu untuk dokumen rahasia yang tetap menjadi milik mantan presiden itu.

Penyelidik FBI percaya bahwa ada lebih banyak dokumen di Mar-a-Lago, meski ada pernyataan yang ditandatangani dari tim hukum Trump yang menyatakan sebaliknya.

Ketika dilakukan penggeledahan pada bulan Agustus 2022 lalu, ditemukan sekitar 100 dokumen tambahan dengan tanda rahasia, sehingga totalnya menjadi 300 dokumen.

Yang juga penting adalah volume catatan yang ditemukan sebanyak 33 kotak, berisi hampir 11.000 catatan, telah dipindahkan dari Mar-a-Lago.

Para ahli telah memperingatkan bahwa Trump dapat menghadapi tuduhan penghalang atas perilakunya dalam penyelidikan. Dalam pernyataan tertulis FBI, Agustus 2022, dijelaskan bahwa mereka melakukan penyelidikan kriminal atas penghapusan dan penyimpanan informasi rahasia yang tidak benar di ruang yang tidak sah, serta penyembunyian atau penghapusan catatan pemerintah yang melanggar hukum.

Dalam postingan media sosialnya pada hari Kamis, Trump mengecam Biden, yang mengalahkannya dalam kampanye 2020.

“Pemerintahan Biden yang korup telah memberi tahu pengacara saya bahwa saya telah didakwa, tampaknya karena Boxes Hoax,” tulis Trump, mengacu pada 15 kotak yang dihapus.

Dia menuduh Biden munafik, mengklaim tanpa bukti. Dia mengungkapkan bahwa presiden saat ini memiliki dokumen berserakan di seluruh lantai garasinya ketika petugas menggeledah kediamannya di Delaware.

Dakwaan tersebut mungkin merupakan rintangan hukum terbesar yang dihadapi Trump sejak meninggalkan jabatannya. Selain 34 tuduhan kejahatan yang dia hadapi di New York, mantan presiden itu dinyatakan bertanggung jawab atas pencemaran nama baik dan pelecehan seksual bulan lalu dalam gugatan perdata yang diajukan oleh penulis E Jean Carroll, yang mendapat ganti rugi 5 juta dolar AS.

Trump juga menghadapi penyelidikan kasus dugaan membatalkan hasil pemilihan presiden 2020, yakni satu di negara bagian selatan Georgia dan satu lagi di tingkat federal. Penyelidikan itu dipimpin oleh Penasihat Khusus Smith. (dam)

Exit mobile version