INDOPOS.CO.ID – Direktur Jenderal Staf Militer Uni Eropa Laksamana Madya Herve Blejean menegaskan negara-negara Barat tidak akan mengirim tentara mereka untuk melawan Rusia atas nama Ukraina.
“Mengirim pasukan darat ke Ukraina berarti menjadi pihak dalam perang, berperang dengan Rusia, dan tidak ada yang menginginkan itu, baik Uni Eropa, maupun NATO,” kata Blejean seperti dilansir rt.com, Kamis (15/6/2023).
“Kami tidak berperang dengan Rusia. Kami mendukung negara yang diserang oleh Rusia,” tuturnya.
Blejean menambahkan serangan Ukraina yang sedang berlangsung bukanlah akhir dari perang, terlepas dari hasilnya.
Pernyataan laksamana Prancis itu muncul setelah mantan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) Anders Fogh Rasmussen menyarankan agar masing-masing anggota, seperti Polandia dan negara-negara Baltik, pada akhirnya dapat memutuskan untuk mengerahkan tentara ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba, mengatakan tidak akan ada pasukan asing di lapangan sebelum berakhirnya konflik bersenjata” dengan Rusia.
Relawan dari beberapa negara NATO sudah bertempur di pihak Kyiv, termasuk warga negara Polandia yang terlibat dalam serangan bersenjata ke Wilayah Belgorod Rusia awal bulan ini.
Moskow, sementara itu, telah lama menegaskan bahwa dengan memasok Ukraina dengan senjata berat dan berbagi intelijen, negara-negara NATO telah menjadikan diri mereka sendiri sebagai peserta langsung de facto dalam konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa NATO melancarkan perang melawan negaranya.
Bulan lalu, UE setuju untuk membeli peluru artileri dan rudal senilai 1 miliar euro (USD1,08 miliar) untuk Ukraina. Amerika Serikat (AS) telah memberikan lebih dari USD100 miliar bantuan ke Kyiv sejak Rusia meluncurkan operasinya di negara tetangga pada Februari 2022.(dam)