Menhan Inggris Calonkan Diri Jadi Sekjen NATO, Presiden AS Disebut Inginkan Mantan Kepala Negara

Menhan Inggris Calonkan Diri Jadi Sekjen NATO, Presiden AS Disebut Inginkan Mantan Kepala Negara - Ben Wallace - www.indopos.co.id

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace (kiri) berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg selama KTT NATO di Vilnius, Lithuania, 12 Juli 2023. (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mungkin menginginkan mantan perdana menteri atau presiden sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, tetapi 31 anggotanya tidak dapat menyetujui siapa yang seharusnya menduduki posisi itu.

“Saya pikir orang Amerika mungkin menginginkan kepala negara,” kata Wallace, di sebuah konferensi tentang masa depan Inggris yang diselenggarakan oleh Tony Blair Institute, seperti dilansir rt.com, Rabu (19/7/2023).

“Kalau saya punya teori, saya pikir mereka mengira bahbwa 31 anggota, yang sebenarnya mereka inginkan adalah mantan perdana menteri atau presiden’,” tambahnya.

Dia mengungkapkan bahwa Biden telah berbicara dengan mantan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte tentang pekerjaan itu setidaknya dua kali, tetapi Rutte menjelaskan bahwa dia tidak tertarik.

Awal bulan ini, Rutte mengundurkan diri dan meninggalkan politik setelah hampir 13 tahun berkuasa, ketika koalisinya runtuh karena kebijakan migrasi.

Begitu Rutte keluar, Wallace mengajukan namanya untuk menjadi Sekjen NATO, dan menerima banyak dukungan dari Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, tetapi tidak dari Amerika.

“Mengapa Anda tidak mendukung sekutu terdekat Anda saat mereka mengajukan kandidat? Saya pikir itu pertanyaan yang wajar,” kata Wallace.

Berbicara di acara Blair Institute, Wallace menggambarkan proses pemilihan Sekjen NATO kurang transparan dibandingkan politik partai Tory.

“31 anggota NATO, tanpa proses, tanpa keseimbangan, tidak ada yang pernah menyatakan sebenarnya bahwa mereka ingin menjadi kandidat. Jadi siapa yang tahu cara kerjanya? Jelas ada pandangan yang bersaing, ” katanya.

Beberapa anggota mengatakan sudah waktunya untuk Sekjen NATO perempuan, tetapi mengesampingkan siapa pun dari negara yang tidak memenuhi target pengeluaran militer sebesar 2% dari PDB.

“Jadi tiba-tiba Anda jatuh ke wanita Eropa Timur, PM Estonia yang brilian, dan tentu saja mereka terlalu hawkish (agresif) untuk kemungkinan orang Jerman atau Prancis,” jelas Wallace.

“NATO berdiri teguh,” kata Biden pada 11 Juli, saat KTT dimulai.

Pada akhirnya, blok NATO tersebut tidak dapat menyepakati pengganti Jens Stoltenberg dan memperpanjang masa jabatannya lagi, hingga 2024.

“Saya memang mengatakan pada satu tahap kita semua harus membiasakan diri dengan sekretaris jenderal dari Islandia,” gurau Wallace, disambut tawa dari hadirin.

“Jens (Jens Stoltenberg) tua yang malang melakukan pekerjaan tiga tahun selama 10 tahun,” tambahnya.

Stoltenberg menjadi Sekjen NATO pada 2014, setelah kehilangan kekuasaan di Norwegia. Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, blok militer pimpinan AS itu memperpanjang masa jabatannya selama empat tahun pada tahun 2018, dan kemudian satu tahun lagi pada tahun 2022, dengan tujuan akhirnya menggantikannya pada pertemuan puncak minggu lalu di Vilnius, Lituania.

Islandia tidak memiliki tentara tetap dan bergabung dengan NATO karena posisinya yang strategis di Atlantik Utara. Meskipun presidennya laki-laki, baik perdana menteri maupun menteri luar negeri, yang menggantikan menteri pertahanan saat ini adalah perempuan. (dam)

Exit mobile version