Ukraina Gunakan Rudal Storm Shadow Inggris untuk Serang Armada Laut Hitam Rusia

Ukraina Gunakan Rudal Storm Shadow Inggris untuk Serang Armada Laut Hitam Rusia - rusia bom ukraina - www.indopos.co.id

Asap mengepul dari galangan kapal yang terkena serangan rudal Ukraina di Sevastopol. Foto: Sky News

INDOPOS.CO.ID – Ukraina menggunakan rudal jelajah storm shadow Inggris dalam serangan signifikan terhadap markas besar Armada Laut Hitam Rusia di wilayah Krimea.

Sebuah kapal selam dan kapal perang Rusia rusak dalam serangan menjelang fajar di galangan kapal Sevastopol, yang berpotensi menjadi serangan terbesar terhadap sasaran perang angkatan laut Rusia.

Sumber Ukraina dan Barat mengatakan rudal jelajah storm shadow Inggris dikerahkan. Gambar-gambar di media sosial menunjukkan ledakan dan kobaran api yang membakar galangan kapal di langit pada Kamis (14/9/2023) dini hari tadi.

Rusia mengatakan sepuluh rudal jelajah ditembakkan ke fasilitas tersebut, dan tujuh di antaranya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara. Dikatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh tiga kapal tak berawak juga berhasil digagalkan.

Ukraina mengonfirmasi serangan tersebut menyerang sasaran angkatan laut Rusia dan infrastruktur pelabuhan di Kota Sevastopol, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Inggris memberikan rudal Storm Shadow kepada angkatan bersenjata Ukraina pada awal tahun 2023. Rudal tersebut mampu ditembakkan oleh pesawat Ukraina, dengan jangkauan lebih dari 150 mil.

Prancis juga memasok rudal jelajah kepada militer Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak menjelaskan detail rudal yang terlibat, hanya ada sepuluh rudal dan tujuh telah dicegat. Ukraina dengan cepat mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun tidak merinci jenis senjata apa yang digunakan.

“Itu adalah storm shadow,” kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya kepada Sky News, Kamis (14/9/2023).

Kepala Angkatan Laut Kerajaan Inggris Laksamana Sir Ben Key tidak mengomentari klaim storm shadow yang diduga digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.

Key memuji proses pemikiran inovatif dan kemauan mengambil risiko di Ukraina dan beberapa adaptasi taktik, teknik, dan kemampuan yang sangat signifikan. Namun dia tidak mengomentari klaim storm shadow’. Kementerian Pertahanan Inggris juga melakukan hal yang sama.

Inggris mengkonfirmasi pada Mei mereka telah memberi Ukraina rudal jelajah yang diluncurkan dari udara dalam jumlah yang tidak ditentukan, yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer (km).

London mengatakan bahwa Kyiv telah berjanji untuk tidak menyerang wilayah Rusia dengan senjata tersebut, namun menetapkan bahwa hal ini tidak berlaku untuk Krimea, Donetsk, Lugansk, Kherson atau Zaporozhye, yang diklaim Ukraina sebagai miliknya.

Dalam beberapa hari setelah pengumuman tersebut, Ukraina meluncurkan storm shadows ke sasaran sipil di Lugansk dan sebuah jembatan di utara Krimea. Pada tanggal 15 Mei, militer Rusia telah mengklaim pencegatannya yang pertama terhadap senjata ajaib terbaru Barat tersebut.

Rudal jarak jauh Rusia menargetkan pangkalan udara Ukraina dan depot tempat penyimpanan rudal Inggris pada akhir Juni. Penggunaan storm shadows menurun drastis setelah itu, sementara Kyiv mulai meminta rudal Taurus dari Jerman.

Meskipun Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan banyak rincian mengenai serangan hari Rabu itu, sebuah blog militer mengklaim bahwa rudal tersebut diluncurkan oleh pesawat pembom SU-24M Ukraina yang terbang di atas Laut Hitam.

Lima dari rudal yang masuk diduga ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Pantsir, satu oleh baterai S-400, dan satu lagi oleh pesawat tempur MiG-31, namun tiga berhasil mengenai galangan kapal. (dam)

Exit mobile version