Kunjungan Kim Jong-un ke Rusia, Korsel dan AS Meradang

kim ip

Kunjungan Kim Jong-un ke Rusia. (Dokumen Al Jazeera.)

INDOPOS.CO.ID – pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un baru-baru ini melakukan kunjungan ke lapangan terbang Knevichi di Primorye, di mana dia melihat tiga pesawat pengebom nuklir strategis dari Angkatan Udara Rusia.

Kunjungan ini dilaporkan oleh Sputnik. Kim Jong-un melihat trio bomber nuklir yang terdiri dari pesawat Tu-160, Tu-95MS, dan Tu-22M3.

Laporan lain dari Al Jazeera juga mencatat bahwa Kim Jong-un bahkan diperlihatkan rudal hipersonik Kinzhal, salah satu senjata andalan Rusia yang digunakan dalam konflik di Ukraina.

Kunjungan terbaru pemimpin negara komunis ini terjadi sehari setelah dia mengunjungi kota Komsomolsk-on-Amur di Rusia, di mana dia memeriksa beberapa pesawat andalan Rusia, termasuk jet tempur Su-35 dan jet tempur siluman Su-57.

Selama kunjungan ini, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov mencatat bahwa Moskow melihat potensi kerja sama antara kedua negara dalam berbagai bidang, termasuk pembuatan pesawat terbang.

Sebelumnya, Kim Jong-un juga melakukan kunjungan bersama Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Vladivostok dengan kapal fregat Armada Pasifik Marshal Shaposhnikov. Kapal yang telah dimodernisasi ini dibangun pada pertengahan tahun 1980-an dan dilengkapi dengan persenjataan terkini. Nama fregat ini diambil dari seorang marsekal ternama Uni Soviet, yaitu Borish Shaposhnikov.

Kehadiran Kim Jong-un di Rusia ini membuat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan merasa waspada, khawatir bahwa kerja sama antara Moskow dan Pyongyang dapat memberikan akses Kim Jong-un terhadap rudal dan teknologi sensitif dari Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chang Ho-jin mengatakan pejabat Amerika dan Korea Selatan telah meminta Moskow untuk bertanggung jawab sebagai anggota tetap Dewan Keamanan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

“Kami sepakat untuk bekerja sama untuk memastikan ada konsekuensi atas pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional, Bonnie Jenkins, yang sedang mengunjungi Seoul, menyatakan pihaknya mengutuk peningkatan kerja sama pertahanan dan politik antara Pyongyang dan Moskow.

“Tentu saja, laporan baru-baru ini tentang potensi penjualan senjata antara Korea Utara dan Rusia sangat memprihatinkan. Setiap transfer senjata seperti itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” pungkasnya. (fer)

Exit mobile version