INDOPOS.CO.ID – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengubah daerah kantong Palestina di Jalur Gaza yang terkepung menjadi pulau terpencil.
Selain itu, Israel juga berencana untuk melakukan invasi darat besar-besarn ke Jalur Gaza, setelah pasukan Hamas melakukan serangan mematikan ke Israel.
Janji Perdana Menteri Israel tersebut muncul setelah orang-orang bersenjata dari Hamas, yang menguasai Gaza, mengamuk di kota-kota Israel dan membunuh sedikitnya 250 orang serta menyandera tentara dan warga sipil. Serangan pasukan Hamas ini merupakan kekerasan paling mematikan bagi Israel sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu.
Militer Israel membalas dengan serangan balasan yang menghancurkan di Gaza, menewaskan lebih dari 230 warga Palestina di jalur yang diblokade.
Pasukan Israel masih membom Gaza dan bertempur dengan kelompok bersenjata Hamas di beberapa bagian Israel selatan pada Minggu (8/10/2023) dini hari dan juru bicara militer mengatakan situasi di negara itu belum sepenuhnya terkendali.
Hamas mengatakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui darat, udara, dan laut merupakan respons terhadap penodaan Masjid Al Aqsa serta kekejaman Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade. Mohammed Deif, seorang komandan militer Hamas, mengatakan waktunya telah tiba bagi musuh untuk memahami bahwa mereka tidak dapat terus berjalan tanpa konsekuensi.
Para pemimpin Hamas mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Netanyahu, yang telah menyatakan keadaan perang dan memanggil pasukan cadangan militer, berjanji untuk melawan Hamas sampai akhir. Dia mengatakan kepada warga Palestina di Gaza yang berada di bawah blokade darat, udara dan laut Israel untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.
“Kami akan melakukan pembalasan besar atas hari kelam ini,” kata pemimpin Israel itu dalam pidatonya yang disiarkan televisi dikutip Al Jazeera, Minggu (8/10/2023).
“Kami akan membalas dendam untuk semua anak muda yang kehilangan nyawa mereka. Kami akan menargetkan semua posisi Hamas. Kami akan mengubah Gaza menjadi pulau terpencil. Kepada warga Gaza, saya ucapkan, Anda harus pergi sekarang. Kami akan menargetkan setiap sudut jalur tersebut,” tandasnya.
Dua juta penduduk Gaza menghabiskan malam dalam kegelapan dan ketidakpastian ketika Israel memutus aliran listrik ke wilayah tersebut dan terus melakukan pemboman terhadap daerah kantong berpenduduk padat tersebut. Pejuang Palestina menembakkan roket dari Gaza menuju Israel, dan banyak yang dicegat di udara.
Korban tewas dan terluka di Gaza dibawa ke rumah sakit yang rusak dan penuh sesak karena kekurangan pasokan dan peralatan medis. Kementerian Kesehatan mengatakan 232 orang tewas dan sedikitnya 1.700 orang terluka.
Saleh al-Arouri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hamas menahan sejumlah besar tawanan Israel, termasuk pejabat senior militer. Dia mengatakan Hamas memiliki cukup banyak tawanan untuk membuat Israel membebaskan semua warga Palestina di penjaranya.
“Kami berhasil membunuh dan menangkap banyak tentara Israel,” katanya.
Meskipun para pemimpin dunia menyerukan agar kita menahan diri, banyak pengamat memperkirakan serangan darat besar-besaran di Gaza mungkin akan terjadi.
“Akan ada tindakan kedua dan itu adalah invasi ke Gaza, dan saya pikir ini lebih besar dari tahun 2014 ketika Israel memanggil 80.000 pasukan cadangan,” kata Yonah Jeremy Bob, seorang analis militer untuk Jerusalem Post.
“Dalam satu atau dua hari, Israel akan memiliki kekuatan besar yang mampu mengalahkan pasukan Hamas di Gaza,” kata Bob.
Danny Danon, anggota Knesset atau parlemen Israel, mengatakan tanggapan terhadap Hamas akan dilakukan.
“Masyarakat di Gaza harus mempertimbangkan bahwa mereka harus menanggung konsekuensinya. Tidak seperti Hamas, kami tidak berniat menyakiti warga sipil, tapi ketika kami memburu Hamas, kami akan menjadi kuat, kami akan efisien, dan kami akan melakukan apa pun untuk memburu mereka,” kata Danon.
“Kami tidak akan tinggal diam setelah lebih dari 200 warga sipil Israel dibantai hari ini pada hari libur Yahudi kami,” ungkapnya.
Sementara itu, di Israel selatan, warga belum diberikan izin untuk meninggalkan tempat penampungan, tempat mereka bersembunyi dari para penyerang sejak dini hari. Di kota Sderot, pasukan Israel berusaha menghancurkan sebuah kantor polisi yang telah direbut oleh pejuang Palestina pada hari sebelumnya. (dam)