Unggul Sementara dalam Pilpres Senegal, Pendukung Faye Turun ke Jalan

Pendukung-Faye

Pendukung Calon Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye merayakan hasil awal yang menunjukkan bahwa Faye memimpin penghitungan awal pemilihan presiden, di Dakar, Senegal, 24 Maret 2024. (Al Jazeera)

INDOPOS.CO.ID – Bassirou Diomaye Faye dari Senegal memimpin perolehan suara sementara dalam pemilihan presiden (Pilpres) Senegal.

Pendukung Calon Presiden (Capres) Senegal Bassirou Diomaye Faye turun ke jalan di ibu kota, Dakar, untuk merayakan hasil awal pemungutan suara hari Minggu (24/3/2024) yang menunjukkan bahwa Faye memimpin perolehan suara.

Perayaan tersebut terjadi ketika setidaknya lima dari 19 kandidat dalam pemilihan tersebut mengeluarkan pernyataan yang memberi selamat kepada Faye atas apa yang mereka sebut sebagai kemenangannya.

Namun saingan utamanya dari koalisi yang berkuasa, mantan Perdana Menteri Amadou Ba, mengatakan perayaan tersebut terlalu dini.

“Bagi kami, dan mempertimbangkan masukan dari tim ahli kami, kami yakin bahwa, dalam skenario terburuk, kami akan melakukan pemilihan putaran kedua,” kata tim kampanye Ba dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (25/3/2024).

Namun, hingga saat ini belum ada komentar langsung dari Faye.

Jutaan orang di Senegal mengikuti pemungutan suara hari Minggu untuk memilih presiden kelima negara itu. Hal ini terjadi setelah tiga tahun gejolak politik yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu protes keras antipemerintah dan meningkatkan dukungan terhadap oposisi.

Yang dipertaruhkan adalah potensi berakhirnya pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Macky Sall, yang akan mengundurkan diri setelah masa jabatan kedua yang dirusak oleh kerusuhan atas penuntutan pemimpin oposisi Ousmane Sonko dan kekhawatiran bahwa presiden ingin memperpanjang mandatnya melewati batas konstitusi.

Petahana tidak ikut dalam pemungutan suara untuk pertama kalinya dalam sejarah Senegal. Koalisinya yang berkuasa memilih Ba yang berusia 62 tahun sebagai kandidatnya.

Sonko, yang dipenjara hingga saat ini, didiskualifikasi dari pencalonan karena tuduhan pencemaran nama baik. Dia mendukung Faye, salah satu pendiri partai PASTEF yang kini sudah bubar, yang juga ditahan hampir setahun yang lalu atas tuduhan pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap pengadilan.

Undang-undang amnesti yang disahkan bulan ini mengizinkan pembebasan mereka beberapa hari sebelum pemungutan suara.

Ia dan rekannya Diomaye berkampanye bersama di bawah bendera “Diomaye adalah Sonko”.

Sekitar 7,3 juta orang terdaftar sebagai pemilih di negara berpenduduk sekitar 18 juta jiwa tersebut. Jumlah pemilih sekitar 71 persen, menurut televisi pemerintah RTS.

Hari pemilu berjalan lancar tanpa ada laporan insiden besar. Penghitungan pertama yang diumumkan di televisi menunjukkan Faye memenangkan suara mayoritas.

Massa yang gembira berkumpul di lingkungan tempat tinggal Sonko di Dakar, dengan para pendukung menyalakan kembang api, mengibarkan bendera Senegal dan meniup vuvuzela.

Tidak jelas berapa banyak dari 15.633 TPS yang telah dihitung sejauh ini.

Hasil akhir sementara diharapkan diperoleh pada hari Selasa (26/3/2024). Pemungutan suara putaran kedua hanya akan dilakukan jika tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen mayoritas suara yang diperlukan untuk mencegah putaran kedua.  (dam)

Exit mobile version