INDOPOS.CO.ID – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka, Bangladesh merespons cepat potensi ancaman bahaya, setelah mencermati perkembangan situasi dan kondisi keamanan akibat demo berujung kerusuhan di berbagai wilayah di negara tersebut.
“KBRI Dhaka telah meningkatkan status kedaruratan dari Siaga III menjadi Siaga II,” kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Selain itu, memperhatikan keselamatan dan keamanan para warga Indonesia. Imbauan berlaku kepada mereka yang ditinggal di Bangladesh harus meningkatkan kewaspadaan.
“Mengurangi aktivitas luar rumah untuk hal-hal non-esensial, serta menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi,” ujar Judha.
Ia menekankan, para WNI dapat terus menjaga komunikasi dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang ditetapkan KBRI Dhaka. Serta menahan diri pergi negara tersebut.
“Bagi WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Bangladesh, diimbau untuk menunda perjalanan ke Bangladesh, sampai situasi dan kondisi keamanan membaik,” tutur Judha.
Dalam kondisi darurat, segera laporkan kondisi kepada otoritas keamanan setempat dan hotline KBRI Dhaka. Kurang lebih setengah juta orang WNI menetap di Bangladesh.
“Jumlah WNI di Bangladesh tercatat dalam sistem lapor diri sebanyak 577 WNI. Mayoritas adalah WNI yang menikah dengan warga negara Bangladesh,” imbuh Judha.
Selain itu, terdapat rumah aman yang telah disediakan untuk menampung para WNI. “KBRI siapkan safe house dan bisa diakses WNI jika situasi memburuk,” jelasnya.
Kerusuhan tersebut bermula ketika munculnya gelombang protes menolak kebijakan pemerintah dalam alokasi Apatur Sipil Negara (ASN) di Bangladesh pada akhir Juli 2024. Banyak korban telah berjatuhan.
Ratusan ribu pengunjuk rasa kembali bentrok dengan pendukung pemerintah pada Minggu (4/8/2024). Kondisi yang makin tidak kondusif membuar Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. (dan)