Tak Perlu ke Luar Negeri, Bogor Punya Wisata Budha Tidur

Patung Budha Tidur

Patung Budha Tidur di Kampung Jati, Desa Tonjong, Kec. Tanjur Halang, Bogor

INDOPOS.CO.ID – Hampir dua tahun pandemi Covid 19 melanda Indonesia, sejak Maret 2020 silam. Selama itu pula pergerakan masyatakat dibatasi pemerintah dengan harapan pandemi segera berlalu. Namun dampaknya pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor porak poranda termasuk pariwisata. Kepenatan masyarakat pun sudah memuncak, butuh refresing, akan tetapi pergerakan wisatawan masih dibatasi, banyak syarat yang harus dipenuhi kalau ingin bepergian keluar negeri. Hal ini membuat banyak masyarakat mengurungkan niat untuk bepergian.

Tak perlu khawatir, dan tidak perlu harus ke luar negeri, Indonesia memiliki segudang tempat melepas penat. Sebut saja Kabupaten Bogor yang memiliki Sleeping Budha (Budha tidur) di Vihara Buddha Darma & 8 Pou Sat, salah satu Patung Budha Tidur terbesar di Indonesia. Selama ini wisatawan Indonesia harus ke Thailand untuk menikmati pemandangan itu. Sementara Sleeping Buddha salah satu obyek wisata religi di Bogor. Tepatnya di Kampung Jati, Desa Tonjong, Kec. Tanjur Halang, Bogor.

Dibangun pada 2010, keberadaan patung Buddha berbaring sepanjang 18 meter dan tinggi 4,75 meter menjadi daya tarik minat wisatawan berkunjung ke Bogor. Patung terlindungi oleh atap bangunan Vihara, patung Budha berwarna emas ini seolah sedang tidur dengan tangan kanan menopang kepala. Di sisi lain deretan miniatur Buddha duduk di lemari kaca. Patung-patung ini merupakan bentuk tugu peringatan bagi para donatur vihara.

Menurut Andre Salim, salah satu pengelola vihara, posisi patung Buddha ini bukan tidur, melainkan meditasi. Dikatakan sebagai Buddha berbaring, karena Buddha dibangun dengan posisi berbaring menghadap ke kanan.

“Ada filosofi dibalik posisi tidur menghadap ke kanan, itu posisi terbaik untuk jantung karena tidak memiliki beban,” Kata Andre

Andre menceritakan lebih lanjut, pada awal pembangunan vihara, Ade Suwanto Dhanujaya selaku Ketua Yayasan Dharma dan 8 Pho Sat mendapat wangsit dalam bentuk meditasi. Kemudian, keluarga, dan teman- teman ketua yayasan setuju membangun kuil Buddha untuk hari Sabtu Dharma dan Delapan Buddha, serta patung Buddha tidur.

Disebut “8 Pou Sat” karena ada 8 umat Buddha di kuil selain Siddhartha Gautama. Pho Sat berarti “Pencerahan Tertinggi”.

Proses pembangunan “Buddha Dharma dan 8 Pou Sat” Vihara memakan waktu sekitar kurang lebih 8 bulan. Uniknya, para pekerja pembuat patungnya harus melaksanakan pola makan Vegetarian.

“Tujuannya agar nafsu atau energi negatif yang ada dalam tubuh para pekerja menyingkir,” lanjut Andre.

Budha tidur ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan satu-satunya di Jawa Barat. Ada patung serupa di Mojokerto di Jawa Timur. Begitu pula dengan patung Buddha tidur di luar negeri, seperti China, Thailand, dan Malaysia.

Perbedaan dengan seni pahat lainnya terletak pada bahan dasar pembuatan arca yaitu bahan alam yang langsung diukir.

Patung Buddha Berbaring Vihara Buddha Dharma dan 8 Pou Sat ini dibuat oleh pematung di Bandung, Jawa Barat. Kumpulkan metode pembuatan batuan sungai dan buat berbentuk seperti patung dengan ukuran yang ditentukan. Kemudian di cor dan proses penyelesaiannya dipahat dan dicat. Karena terlindung atap, patung Buddha Tidur di Bogor ini tidak memerlukan biaya pemeliharaan, karena itu lah jika ada wisatawan datang untuk berkunjung ke Vihara Buddha Dharma dan 8 Pou Sat tidak dipungut biaya apapun.

“Bentuk pemeliharaan yang kami lakukan lebih pada kebersihan, jadi untuk berkunjung tidak perlu tiket,” pungkas Andre. (ney)

Exit mobile version