INDOPOS.CO.ID – Sekolah yang dianggap tempat ramah untuk anak, ternyata bisa menyebabkan meninggal. Dengan banyak faktor, ambruknya bangunan, banjir, longsor dan kekerasan guru. Ancaman anak di sekolah bertambah karena datangnya musim hujan.
Masuknya musim hujan mengingatkan kembali para petugas yang dimandatkan negara mengaktifkan mitigasi bencana alam, jalur evakuasi, sosialisasi di lingkungan masing masing.
Peta wilayah bencana harus diaktifkan kembali, terutama fasilitas publik yang berada di daerah rawan longsor, banjir, pergerakan tanah yang aktif perlu di sosialisasikan lagi kepada masyarakat.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra meminta jalur evakuasi perlu diaktifkan, di cek, apakah masih layak, apakah jalur dan petunjuk dapat di pahami jelas, apakah peringatan dini sudah aktif.
“Penting ada yang kembali mengambil tanggung jawab, mengingatkan masyarakat,” kata Jasra melalui gawai, Jakarta, Sabtu (8/10/2022).
Sehingga peristiwa seperti di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan jangan sampai terulang. Dengan memantau, misal ketinggian air kali.
“Perlu ada pemulihan bersama atas peristiwa, apalagi musim hujan baru datang. Yang selalu akan membawa kekhawatiran anak anak di sekolah, akibat peristiwa tersebut,” tutur Jasra.
Trauma seringkali berdampak mendalam, ketika peristiwa melekat diingatan anak, apalagi melihat langsung. Mereka seringkali terbawa pada emosi yang tidak stabil.
Peristiwa tembok roboh terjadi sekira pukul 14:50 WIB di Jalan Pinang Kalijati Nomor 1 RT.08/09, Kelurahan Pondok Labu, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan. Ada tiga orang meregang nyawa akibat kejadian tersebut. Serta tiga orang luka-luka.(dan)