Plastik Mudah Terpecah, Sebabkan Bahaya Mikroplastik di Lingkungan

plastik

Staf Insight and Engagement, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Zakiyus Shadicky dalam acara daring. (Nasuha/ INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Staf Insight and Engagement, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Zakiyus Shadicky mengatakan, program pasar bebas kantong plastik di Pasar Tebet merupakan kelanjutan Pergub (Peraturan Gubernur) DKI 142/2019 terkait kantong belanja sekali pakai.

“Kantong belanja ramah lingkungan ini nanti diberlakukan di pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan pusat swalayan,” ungkap Zakiyus Shadicky dalam acara daring, Selasa (29/11/2022).

Ia menyebut, pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang memiliki tantangan berbeda karakternya, dibandingkan pasar modern. Sejak 2019, sejumlah program intervensi dilakukan di Pasar Tebet.

“Di 2022 ini kami lakukan dengan pendekatan agama. Dan ini kami juga lakukan di Pasar Tebet,” ungkapnya.

Menurut dia, pasar tradisional menjadi pilihan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dan pasar tradisional menjadi penyumbang sampah di DKI.

“Sampah organik lebih mudah dikendalikan dari pada sampah anorganik,” ucapnya.

“Kantong plastik yang terbuat dari bahan yang mudah terpecah ini, malah menimbulkan masalah baru. Yakni munculnya mikroplastik yang membahayakan lingkungan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pasar bebas plastik ini juga mendorong pengurangan kantong plastik sekali pakai. Sebab pada 2020, penggunaan kantong plastik sekali pakai dilarang oleh pemerintah. “Kendala kami kemarin karena pandemi Covid-19,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Divisi Lingkungan Hidup, LLHPB (Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, PP Aisyiyah Hening Purwati Parlan mengatakan, kerusakan lingkungan di Indonesia dilakukan oleh umat Islam. Karena jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 85 persen.

“Ini menyedihkan, jadi pendekatan agama digunakan bukan hanya kepada Tuhan,” ungkapnya.

Ia menyebut, ada yang salah pada penghayatan ayat-ayat kitab suci agama. Selama ini manusia hanya banyak mengucapkan ayat-ayat kitab suci, tetapi tidak menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Selama ini anak-anak kita sekolah di sekolah Islam yang keren, sekolah Kristen yang keren. Tapi, apakah anak-anak kita memperhatikan kelestarian bumi, jangan-jangan enggak,” katanya.

“Jadi ini harus dibongkar, karena ada transfer ilmu yang salah, agar kita terbuka. Dan mengajarkan hal-hal baik kepada anak-anak kita,” imbuhnya.

Lebih jauh dia mengungkapkan, apabila bumi tidak dijaga, maka akan kehilangan generasi. Karena plastik menyebabkan mikroplastik, selain itu juga menyebabkan bakteri coli hingga kanker.

“Penggunaan plastik itu secara tidak langsung membunuh secara perlahan,” bebernya. (nas)

Exit mobile version