Sekeluarga Meninggal di Jakbar Kondisinya Tak Wajar, Polisi: Kasus Sangat Jarang

Sekeluarga Meninggal di Jakbar Kondisinya Tak Wajar, Polisi: Kasus Sangat Jarang - rumah kalideres - www.indopos.co.id

TKP meninggalnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. Foto: Indopos.co.id/Dhika Alam Noor

INDOPOS.CO.ID – Kasus meninggal dunia satu keluarga dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat merupakan kasus yang jarang ditemui. Lantaran mereka tutup usia dengan kondisi secara tak wajar.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan sejumlah fakta serta data yang dapat dibuktikan secara scientific. Bahkan penyebab mereka meninggal telah dikantonginya.

“Dari hasil penyelidikan kami yang sangat detil ini kami sudah temukan kematian yang terjadi di TKP Kalideres ini adalah kematian wajar dalam kondisi yang tidak wajar,” kata Hengki dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (10/12/2022).

Polisi membutuhkan waktu beberapa minggu mengungkap, penyebab kasus misterius tersebut. Termasuk melibatkan berbagai pihak, dadi ahli tim gabungan ahli kedokteran forensik hingga laboratorium forensik.

“Ini merupakan fenomena yang cukup unik dan bagi kami pengalaman berarti karena sangat jarang kasus seperti ini,” tutur Hengki.

Ia mengemukakan, salah satu kondisi tidak wajar yang ditemukan penyidik berupa rusaknya sidik jari para korban. Bahkan jasad mereka didiamkan di rumah tanpa proses pemakaman.

“Kami terus terang memiliki kendala pada saat cocokan sidik jari kulit jari sudah rusak. Jadi baik gunakan metode konvesional maupun alat khusus medis ini tidak bisa diangkat kembali,” ungkap Hengki.

Kondisi para korban sudah mengering saat ditemukan pada, Kamis (10/11/2022) lalu. Adapun korban tersebut adalah Rudyanto Gunawan (71 tahun) dan istrinya, Margaretha Gunawan (58). Lalu anaknya, Dian (40) dan paman Budyanto Gunawan (68).

Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta Asri M Pralebda mengungkap, urutan meninggal dunia dari empat orang tersebut. Paling pertama kepala keluarga di rumah tersebut dan terakhir merupakan anaknya.

“Paling awal adalah bapak Rudiyanto. Kemudian dilanjutkan dengan ibu Reni. Yang kemudian bapan Budyanto dan yang terakhir adalah mbak Dian,” beber Asri. (dan)

Exit mobile version