Duloh, Eksekutor Kasus Pembunuhan 5 Orang di Cianjur

Jenazah

Ilustrasi jenazah. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mengungkap pengeksekutor terkait kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur. Perbuatan keji tersangka telah membuat lima orang meregang nyawa di Cianjur.

Tiga pelaku tersebut telah ditetapkan tersangka kasus pembunuhan. Salah satu tersangka ialah suami korban bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, M. Dede Solihudin.

Ada lima korban yang dibunuh yaitu Noneng, Wiwin, Halimah, Farida, dan anak berusia dua tahun bernama Bayu. Peran tersangka Wowon mengantarkan ke tempat tempat tinggal Duloh yang menjadi eksekutor

“Si Wowon mengantarkan Wiwin ke rumah Duloh. Dan di situ dilakukan pembunuhan juga. Jadi makanya dimakamkan dalam satu lubang,” ujar Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Indrawienny Panjiyoga, Jumat (20/1/2023).

Polisi masih mendalami identitas satu korban. Diketahui Noneng merupakan ibu dari Wiwin atau mertua Wowon. Keduanya dibunuh pada hari yang sama.

“Perannya Wowon itu mengantarkan para korban. Tapi untuk Farida kan masih kami dalami lagi. Tapi untuk rata-rata korban itu yang mengantarkan Wowon, yang di TKP di sini, yang rumah di Ciranjang, seperti Noneng,” ujar Indrawienny.

“Noneng itu yang mengantarkan ke rumahnya Duloh itu Wowon. Setelah dibunuh, di malam yang sama juga, Wowon mengantarkan Wiwin ke rumah Duloh lalu dibunuh. Di malam yang sama,” tambahnya.

Sebagian korban kasus tersebut dibunuh dengan cara dicekik oleh tersangka. Sejumlah jenazah korban kemudian dikubur di tiga lubang berada di rumah Duloh.

“Dicekik dulu, meninggal dunia, baru dimasukin ke dalam lubang,” beber Indrawienny.

Kasus pembunuhan berantai terungkap setelah kematian satu keluarga di Bekasi, yanf semula sempat diketahui karena keracunan. Ternyata merupakan tindak pidana pembunuhan.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Fadil Imran mengatakan, pengungkapan tersebut berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan berdasarkan scientific crime investigation.

“Ditemukan fakta baru narasi yang dikembangkan ketiga korban mati karena keracunan itu tidak benar, tapi itu pembunuhan,” jelas Fadil di Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Kejadian itu terjadi pada Kamis (12/1/2023) lalu. Ada lima orang ditemukan, tiga diantaranya telah meninggal dunia, sedangkan dua orang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantar Gebang. Korban meninggal berinisial AM (35), RAM (21) dan MR (19).(dan)

Exit mobile version