Pelajar SMP Kab Bekasi Dapat Edukasi Kespro dan HIV/AIDS, Ini Suasananya

smp

KPA Kabupaten Bekasi bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi memberikan pemahaman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi serta pencegahan HIV/AIDS kepada pelajar di 20 SMP. Foto: Bekasikab.go.id for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi untuk memberikan pemahaman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi serta pencegahan HIV/AIDS. Ada sekitar 20 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan swasta yang menjadi sasaran KPA Kabupaten Bekasi.

“Program ini memang fokus pada pencegahan anak sekolah di usia 15 tahun, yang memang kita mulai dari usia SMP. Karena usia 15 tahun ini berarti SMP kelas 2 ya, yang kita berikan itu pertama tentang kesehatan reproduksi, karena mereka sudah masuk ke masa pubertas,” jelas Kepala Sekretariat KPA Kabupaten Bekasi, Ade Barwono di kantornya, Cikarang Utara, pada Jumat (06/10/2023).

Ade mengatakan, materi tentang HIV dan AIDS juga diberikan kepada para pelajar tersebut. Seperti bagaimana penularan HIV terjadi, pencegahannya sampai ke dampak dan anti diskriminasi.

“Nah dari 20 sekolah, beberapa sekolah sudah kita kunjungi, seperti SMPN 1 dan 2 Tambun Selatan, SMPN 4 Cibitung, SMPN 2 Tambun Utara, SMPN 4 Setu, SMPN 5 Cibarusah, SMP Al Azhar Syifa Budi Legenda, SMPN 2 Cikarang Pusat, SMPN 8 Cibitung, dan kemarin di SMPN 1 Tambelang, SMP lainnya juga akan kita berikan edukasi,” tuturnya.

Ade mengemukakan, mereka yang telah diberikan pemahaman kaitan hal tersebut, diharapkan dapat menjadi duta atau agen dari KPA yang bisa menyebarluaskan informasi dan pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan HIV/AIDS tanpa harus melibatkan KPA Kabupaten Bekasi.

“Di 2022 juga, ada beberapa perwakilan pelajar tingkat SMA, yang kita jadikan kader sebagai kepanjangan tangan KPA, di event berikutnya mereka bisa sosialisasi secara mandiri, mereka juga sering datang ke KPA untuk meningkatkan kapasitas pemahaman,” jelasnya.

Ade berharap ke depan peran edukasi di kalangan pelajar tidak hanya dilakukan stakeholder terkait. Tetapi para pelajar ini bisa mengedukasi kepada teman sebaya di kalangan mereka sendiri.

Menurut Ade ke depan apabila para pelajar menemukan di lingkungan mereka ada yang terindikasi HIV, mereka tidak akan melakukan hal-hal yang mendiskriminasi orang tersebut.

“Dan harapan kami apabila ada dari mereka sudah terindikasi HIV di sekolahnya, ini sudah tidak ada lagi diskriminasi di kalangan mereka,” pungkasnya. (mg40)

Exit mobile version