Ini Jurus Pemprov DKI Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Libur Nataru

Ps-Cijantung

Aktivitas para pedagang di Pasar Jaya. Foto: Dokumen Perumda Pasar Jaya/Istimewa.

INDOPOS.CO.ID – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Natal dan tahun baru (Nataru).

“Diantara komoditas pangan, yang mengalami kenaikan harga tertinggi saat ini adalah komoditas hortikultura seperti cabai merah keriting, cabai merah TW, dan cabai rawit merah,” ungkapnya dalam keterangan pada Jumat (8/12/2023).

Menurutnya, upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi lonjakan harga termasuk menanam tanaman cepat panen, terutama cabai, jauh sebelumnya.

“Pemerintah DKI Jakarta menargetkan 1 juta bibit cabai harus sudah diserahkan kepada masyarakat. Ini disusul dengan dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta sebanyak kurang lebih 300.000 bibit cabai yang sudah ditanam,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa pada awal bulan November 2023, wilayah Jakarta Timur sudah melakukan panen serentak 34.000 pohon cabai dengan hasil panen sekitar tiga ton. Sedangkan pada pertengahan bulan Desember ini, akan ada panen serentak di empat provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

“Mulai awal tahun 2023, kita melakukan penanaman secara terus-menerus. Pohon cabai, ketika dipanen, tidak langsung habis, tapi masih bisa dipanen hingga delapan kali. Alhamdulillah, Gerakan Jakarta Menanam untuk Ketahanan Pangan sudah dijalankan oleh masyarakat,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan upaya lain yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Nataru adalah pelaksanaan Gerakan Pangan Murah oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta seperti PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Pasar Jaya, dan Perumda Dharma Jaya. Lokasi pelaksanaan Gerakan Pangan Murah bervariasi, seperti kantor lurah, kantor camat, kantor Wali Kota, dan Balai Kota.

“Agar tidak terjadi lonjakan harga yang tinggi, intervensi dilakukan dengan Gerakan Pangan Murah di banyak lokasi. Kita tingkatkan frekuensinya, kalau biasanya bukan Hari Besar Kota Nasional (HBKN) di angka 62 titik, saat ini menjadi 98 titik,” jelasnya.

Selain itu, Program Pangan Bersubsidi bagi Masyarakat Tertentu melalui penyediaan beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, susu UHT, dan ikan kembung juga terus dilaksanakan.

“Informasi harga pangan dapat dilihat di Info Pangan Jakarta, yang di-update setiap pukul 10 pagi. Perlu disampaikan, masyarakat diharapkan tidak panik buying karena stok pangan relatif aman meskipun terjadi lonjakan kebutuhan menjelang Nataru. Sampai akhir tahun ini, kondisi pangan strategis kita dalam kondisi terkendali,” pungkas Eli. (fer)

Exit mobile version