Media Cetak Paling Terdampak, Disusul Televisi dan Radio, Ini Penjelasan Menkominfo

Johnny-G.-Plate

Menkominfo Johnny G. Plate dalam acara daring.

INDOPOS.CO.ID – Satu dekade terakhir ada pergeseran konsumsi media di kalangan masyarakat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam acara daring, Selasa (8/2/2022).

Menurut dia, ada tren penurunan konsumsi media konvensional dari tahun 2011 hingga 2021 lalu. Konsumsi masyarakat untuk media cetak turun hingga 50 persen. Sementara untuk media televisi 24 persen dan radio hingga 19 persen.

“Di sisi yang lain, media berbasis desktop mengalami peningkatan konsumsi sebesar 20 persen,” ujarnya.

Bahkan, masih ujar Johnny, media berbasis seluler pun naik lebih dari 460 persen. Data ini berhasil dicatat oleh bandwith, record, and risky time pada 2021 lalu.

“Di sektor produksi sebanyak 75 persen eksekutif perusahaan global bidang komunikasi, jurnalisme, dan media massa berinovasi lebih tinggi dari sebelumnya,” katanya.

“Sebagai salah satu industri yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi digital, 86 persen dari para eksekutif tersebut percaya bahwa untuk bersaing di dunia yang serba digital dibutuhkan strategi bisnis yang memposisikan audiens serta pelanggan sebagai mitra kerja,” imbuhnya.

Ia menuturkan, pertumbuhan arus data yang juga semakin besar memungkinkan perusahaan untuk melakukan identifikasi agar menyasar khalayak dengan lebih akurat.

Bahkan, perkembangan kecerdasan buatan memudahkan perusahaan untuk membangun personalisasi produk, serta layanan bagi audiens yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

“Saat ini di Indonesia pun kita melakukan roll out dan deployment 5G untuk merespons munculnya beragam teknologi, serta media digital yang baru misalnya metaverse, cloud computing, yang akan semakin mendorong pergerseran produksi maupun konsumsi di bidang komunikasi jurnalisme dan media,” tuturnya.

Menkominfo menegaskan, pada 2019 lalu tercatat layanan yang digunakan oleh setiap layanan 5G hanya berkisar sekitar 11,7 Gigabyte. Proyeksi pada tahun 2028 mendatang akan meningkat sampai dengan 725 persen atau sekitar 84,83 Gigabyte setiap bulan.

“Pada masa tersebut diprediksikan pula layanan informatif, inovatif dan kreatif yang berbentuk audio visual baik berupa video berkualitas tinggi, augmented reality, virtual reality dan lainnya akan mendominasi 90 persen data berbasis teknologi 5G,” jelasnya. (nas)

Exit mobile version