Tuju Pasar Eropa, Bea Cukai Lepas Ekspor Perdana Produk Nikel hingga Anyaman Topi

Ekspor

-

INDOPOS.CO.ID – Bea Cukai senantiasa mendorong program pemerintah dalam melakukan hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Melalui pelayanan yang maksimal di berbagai daerah, pada awal Februari ini Bea Cukai kembali mampu melepas berbagai produk unggulan seperti produk nikel, cangkang sawit, dan anyaman topi ke pasar Asia hingga Eropa.

Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana mengatakan bahwa hilirisasi industri adalah strategi dalam meningkatkan nilai tambah suatu komoditas. Bea Cukai terus memberikan pendampingan terhadap pelaku usaha untuk mematangkan produknya. Sehingga komoditas yang diekspor bukan berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Dan beberapa ekspor perdana ini adalah buktinya.

Bea Cukai Morowali kembali melepas ekspor perdana produk pertambangan berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebanyak 9.200 ton milik PT Huayue Nickel Cobalt, pada Senin (07/02).

Hatta menjelaskan bahwa sebelumnya PT Huayue Nickel Cobalt diproyeksikan dapat melakukan ekspor sekitar tahun 2025, namun dengan adanya ekspor perdana ke China ini, membuatnya menjadi perusahaan yang tergolong cepat dalam melakukan proses bisnisnya. “Keberhasilan ekspor perdana yang tergolong cepat ini menjadi bukti bahwa Bea Cukai memberikan pelayanan dan asistensi industri yang sangat baik kepada seluruh stakeholdernya,” terangnya.

“Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia melalui Bea Cukai Morowali telah memberikan fasilitas fiskal kepada PT Huayue Nickel Cobalt, dengan harapan dapat mendorong percepatan pembangunan perusahaan. Selain itu, dalam kuru waktu 2019-2021, PT Huayue Nickel Cobalt telah menyumbang penerimaan negara melalui bea masuk sebesar Rp79.506.578.000,” ujar Hatta.

Selanjutnya, Bea Cukai Parepare turut hadir dalam pelepasan ekspor sebanyak 10.306 ton cangkang sawit ke Jepang melalui Pelabuhan Belang-belang, Mamuju, (04/02). Ekspor ini dilakukan oleh PT Jambi Semesta Biomassa dan menghasilkan devisa ekspor sebesar USD 943.064,78.

“Adanya kebijakan di Jepang yang menetapkan 24 persen pemenuhan energi pada tahun 2030 berasal dari energi baru dan terbarukan, membuat ekspor cangkang sawit mengalami peningkatan signifikan dari tahun ketahun. Kurun waktu Januari hingga September 2021, ekspor cangkang sawit telah mencapai USD 286 juta, atau meningkat 27,01 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020, tentu Jepang sebagai pasar terbesarnya,” jelas Hatta.

Terakhir, Bea Cukai Tasikmalaya berhasil mengantar ekspor perdana ke Italia puluhan ribu anyaman topi dari tanaman pandan dan panama milik CV Dhisa Crafindo, (03/02). Keberhasilan UMKM go export ini merupakan hasil kolaborasi antara Bea Cukai Tasikmalaya dengan Pemkab Tasikmalaya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Hatta mengatakan bahwa ekspor perdana ini merupakan stimulus kebangkitan UMKM pada tahun 2022. CV Dhisa Crafindo sebelumnya telah melakukan ekspor, namun melalui jasa pihak ketiga. “Setelah kita melakukan kolaborasi dan sinergi dengan Pemkab Tasikmalaya untuk melakukan pelatihan ekspor UMKM dan bimbingan secara intensif, akhirnya CV Dhisa Crafindo bisa melakukan ekspor langsung perdananya,” paparnya.

Menjalankan fungsi Industrial Assistance, Bea Cukai terus berupaya membantu pergerakan, kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri. “Pelatihan ekspor secara komprehensif, asistensi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus kami lakukan mengingat besarnya potensi ekspor di Indonesia. Dan beberapa ekspor perdana ini adalah output dari usaha keras bersama. Semoga ini dapat menjadi pelecut bagi pelaku usaha lain untuk terus mengembangkan produknya,” tutup Hatta. (ipos)

Exit mobile version