Jumat, 20 Mei 2022
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

Magazine Paten kesatu 2022

  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home Nasional

Luthfi: Pertanian Organik Mahal di Awal, Selanjutnya Murah dan Untung Besar

by bro
Sabtu, 26 Februari 2022 - 18:18
in Nasional
Luthfi Azis

-

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOS.CO.ID –  Gaya dan pola hidup sehat menjadi trend global dan semakin akrab dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat sudah memiliki kesadaran tinggi untuk mengkonsumsi sumber pangan yang tidak menggunakan bahan kimia non alami, seperti pestisida termasuk pupuk.

Pesatnya animo pola hidup sehat dan permintaan bahan pangan organik ternyata belum diimbangi dengan lahan dan dukungan kebijakan. Sehingga permintaan belum tercukupi secara optimal. Padahal jika hal itu bisa dipenuhi maka daya saing usaha akan meningkat pun pendapatan rumah tangga tani. Bahkan tidak menutup kemungkinan mampu mendongkrak ekspor produk pertanian organik.

BacaJuga

KPK Minta Pemprov Gorontalo Tingkatkan SPI

Pimpin Pertemuan Kedua EdWG G20, Kemendikbudristek Satukan Suara untuk Pulihkan Pendidikan

Surono, Peneliti Balai Penelitian Tanah, menyatakan bahwa pertanian organik sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai berbagai macam fungsi, seperti fungsi konservasi tanah, air, biodiverstas tanaman sumber pangan serta fungsi positif lainnya untuk mendukung hubungan simbiotik menguntungkan antara manusia dan lingkungan sekitarnya.

Surono yang juga tercatat sebagai anggota Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) dan juga aktif di Innovation Centre for Tropical Sciences (ICTS) yang concern pada pengembangan pertanian organik di Indonesia melanjutkan bahwa sumberdaya untuk menunjang pertanian organik terpadu banyak tersedia di Indonesia, tinggal mengintregasikan sumberdaya tersebut untuk menghasilkan produk pangan sehat yang berkualitas dan mempunyai nilai kompetitif.

“Pendampingan dalam suatu program permberdayaan petani yang mempraktikan sistem pertanian organik perlu dilakukan secara sinergis oleh pemerintah dan swasta, perguruan tinggi, serta lembaga atau komunitas-komunitas lainnya,” kata Surono saat dihubungi, Jumat (25/2).

Sementara itu, Luthfi Azis, petani Lampung Timur menyampaikan bahwa menerapkan pertanian organik membutuhkan komitmen dan kesadaran yang kuat semua pihak terutama petani.

“Harus diakui, investasi di awal memang mahal. Tapi selanjutnya dengan mengoptimalkan bahan alam yang ada, pertanian organik justru lebih murah dan yang pasti keuntungannya menjanjikan,” ungkapnya.

Luthfi yang juga sarjana kimia mengingatkan bahwa tidak cukup hanya dengan menggunakan pupuk organik, suatu produk pertanian sudah bisa dikatakan sebagai produk organik.

“Produk pertanian dikatakan sebagai produk organik jika sudah memenuhi kriteria. Itu ada SNI-nya. Pengolahan lahan, benih, pupuk termasuk juga kemasannya,”

Namun, seiring berjalannya waktu, keseriusan dan dukungan beberapa pemerintah daerah sudah mulai terlihat. Sejumlah Pemda bahkan sudah menerbitkan Peraturan Daerah mengenai sistem pertanian organik, diantaranya Propinsi Bali, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabupaten Buleleng yang tengah menggodok rancangan Perda-nya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta, seperti dikutip dari rri.co.id, latar belakang digagasnya Perda tersebut karena melihat kondisi tanah pertanian di Kabupaten Buleleng yang rusak akibat pupuk kimia.

“Penggunaan pupuk-pupuk kimia yang telah dilakukan sejak tahun 80-an itu sudah melewati batas aman dan berdampak besar terhadap tanah pertanian, oleh sebab itu perlu dilakukan pengembalian ke kondisi semula dengan penerapan sistem pertanian organik,” ungkap Sumiarta.

Seperti diketahui anggaran alokasi pupuk bersubsidi setiap tahunnya tidak bisa memenuhi semua kebutuhan petani yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, beberapa pakar menyarankan penggunaan pupuk organik sebagai salah satu solusi kekurangan pupuk sintesis (kimia). (adv)

Tags: I Made SumiartaKabupaten BulelengKabupaten Lampung TengahKepala Dinas PertanianLuthfi AzisPertanian OrganikPropinsi Bali
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Dirjen Tanaman Pangan
Nasional

Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Kementan Dorong Pertanian Organik Bersertifikasi

Jumat, 22 April 2022 - 20:34
Load More

Populer hari ini

Luthfi Azis

Luthfi: Pertanian Organik Mahal di Awal, Selanjutnya Murah dan Untung Besar

Sabtu, 26 Februari 2022 - 18:18
DR Margarito Kamis

Margarito : Jika di Banten Ada Pj Sekda, di Kemendagri Harus Ada Pj Dirjen Otda

Kamis, 19 Mei 2022 - 13:50
suraz

Fantastis, Siswa SMA Ini Punya Usaha Beromzet Hampir Rp1 Miliar Sebulan

Kamis, 19 Mei 2022 - 21:40
sony

Ketua DPRD Buka Suara Terkait Calon Sekda Banten

Rabu, 18 Mei 2022 - 20:50
disway kamis

PKB Daun Salam

Kamis, 19 Mei 2022 - 08:00

E-Paper

Koran Indoposco 18 Mei 2022 - INDOPOSCO CETAK 180522 - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco 18 Mei 2022

by aro
Rabu, 18 Mei 2022 - 05:00
Koran Indoposco 13 Mei 2022
koran indoposco

Koran Indoposco 13 Mei 2022

by aro
Jumat, 13 Mei 2022 - 05:01
koran indopos co
koran indoposco

Koran Indoposco 10 Mei 2022

by aro
Selasa, 10 Mei 2022 - 05:01
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2022.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2022.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist