INDOPOS.CO.ID – Target produksi ikan dan udang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2022 mencapai 8.69 juta ton.
Untuk merealisasikan target, KKP menerapkan teknologi intensif dan semi intensif. Sebagai contoh, untuk komoditas udang dengan program modelling tambak udang, produktivitas yang semula hanya 0,6/ha/tahun.
Dengan intensifikasi melalui peningkatan sarana pendukung (seperti kincir, peningkatan jumlah benih yang di tebar, mekanisasi dan digitalisasi, serta pengelolaan kualitas air dan manajemen kesehatan ikan) maka produktivitas akan meningkat menjadi 80 ton/ha/tahun.
Salah satunya, tambak klaster percontohan budidaya udang vaname di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh yang dikelola Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, berhasil melakukan panen perdana pada Jumat (18/2/2022) lalu. Balai (UPT) tersebut unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan KKP melalui DJPB terus melakukan akselerasi di tahun 2022 melalui dua program terobosan pada subsektor perikanan budidaya.
Pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor dan pembangunan kampung perikanan budidaya. Salah satunya di Kabupaten Aceh Tamiang, yang telah sukses melakukan panen parsial perdana hingga mencapai kurang lebih 4 ton.
“Alhamdulillah, hasilnya termasuk sangat memuaskan. Untuk itu, saya mengimbau pada Kepala BPBAP Ujung Batee selalu melanjutkan tren positifnya, terus semangat dan tingkatkan agar subsektor perikanan budidaya mampu menjadi penggerak ekonomi,” kata Dirjen yang biasa disapa Tebe pada keterangannya di Jakarta, Minggu (27/2/2022).
Pasalnya, lanjut Tebe tahun 2024 melalui program terobosan KKP, menargetkan dapat memproduksi udang sebanyak 2 juta ton di tahun 2024. Untuk mengejar target tersebut, melalui UPT-UPT KKP akan terus sama-sama bersinergi dengan Kementerian/Lembaga lainnya serta Pemerintah Daerah mengejar target produksi itu. Dengan melakukan berbagai macam akselerasi, salah satunya di Kabupaten Aceh Tamiang ini.
“Untuk mengejar target ini, kami akan terus bersinergi dengan Kementerian/Lembaga lainnya serta Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program terobosan,” ungkap Tebe.
Adapun untuk yang di Kabupaten Aceh Tamiang ini, Tebe menuturkan KKP pada tahun 2021 menggandeng Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan merevitalisasi tambak udang yang sebelumnya terbengkalai.
Kesepakatan dijalin melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk meningkatkan produksi udang nasional dengan tetap memperhatikan pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya yang berkelanjutan, khususnya lahan pertambakan udang yang dapat dilakukan revitalisasi menjadi klaster tambak udang yang berkelanjutan.
“Sekarang kita bisa menuai hasilnya, harapannya ke depan hasil panennya bisa selalu bagus,” tuturnya.
Tebe meyakini bahwa intensifikasi atau memutakhirkan penggunaan teknologi intensif dapat melesatkan produktivitas tambak udang yang ada di berbagai daerah. Dan saya puas dengan pembangunan Klaster Tambak Udang Vaname Berkelanjutan yang dibangun di Aceh Tamiang ini.
“Meski dengan anggaran yang terbatas, KKP tetap berusaha optimal membantu mengembangkan potensi perikanan budidaya di Aceh dan di seluruh wilayah Indonesia. Dan di Aceh ini saya apresiasi dengan hasil panen tambak udangnya,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala BPBAP Ujung Batee, M. Tahang bahwa hasil panen parsial pertama di tambak Aceh Tamiang memberikan hasil yang bagus.
”Dengan keberhasilan ini, harapannya dapat memicu dan menjadikan animo masyarakat Aceh dan sekitarnya agar terus berbudidaya udang vaname. Dan yang sudah memulai lebih dulu bisa lebih mandiri dalam melakukan usaha budidaya tambak udang,” papar Tahang.
Untuk itu, Tahang berpesan kepada seluruh anggota kelompok pembudidaya dalam hal ini Kelompok Mina Jaya Tamiang untuk terus secara bersama-sama mempertahankan kinerja yang sudah berjalan dengan baik ini. Dan tak lupa juga berpesan kepada seluruh tim pendamping dari BPBAP Ujung Batee, agar melakukan pembinaan secara kontinu kepada pembudidaya di seluruh Aceh, agar peningkatan produksi perikanan dapat terealisasi dengan baik sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan produksi udang nasional di wilayah Aceh.
“Atas capaian ini ke depan harus bisa lebih keras lagi berusaha. Agar subsektor perikanan budidaya mampu menjadi motor penggerak ekonomi di Aceh,” pungkasTahang.
Di tempat yang sama, Tajriansyah selaku Ketua Kelompok Mina Jaya Tamiang menyampaikan rasa syukurnya atas hasil panen parsial perdana ini.
“Mewakili kelompok, saya mengucapkan Alhamdullillah, senang dan puas atas hasil yang telah di capai sejauh ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dari BPBAP Ujung Batee, yang telah selalu mendampingi kami hingga saat ini. Tanpa bimbingan dan bantuan dari mereka, kami tidak akan bisa mencapai hasil panen seperti sekarang,” ujarnya.
Tajriansyah menyebutkan, panen perdana kali ini dengan masa pemeliharaan 60 hari size 92-134 dengan total panen mencapai sekitar 4 ton dengan total mencapai kurang lebih Rp160 juta. “Hasilnya sangat memuaskan, sedangkan untuk pemasaran hasil panen di Aceh Tamiang juga mudah. Hasil panen langsung dijual kepada pembeli udang kemudian dibawa ke Provinsi Sumatera Utara,” ujarnya. (ney)