Pelaku Ekraf Tangguh Diapresiasi Kemenpar

sandiaga

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno melihat lihat hasil kreativitas Rumah Kreatif Nekno. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi semangat dan optimisme para pelaku ekonomi kreatif di Jambi yang tidak pantang menyerah di tengah situasi pandemi. Saat Sandiaga menghadiri acara “Ngobrol Ekonomi Kreatif” bersama Komunitas Rumah Kreatif Nekno, di Rumah Kito Resort, Jambi, Rabu (2/3/2022), menyatakan kebangkitan ekonomi mulai terlihat.

“Kami mengaresiasi Rumah Kreatif Nekno dan menyambut baik dukungan semua pihak yang tepat waktu menumbuhkan ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.

Rumah Kreatif Nekno merupakan sebuah creative hub yang didirikan oleh Irina Safitri pada 2015. Pelaku ekraf di Jambi mendapat ruang dalam mengaktulisasikan produk-produknya. Dengan semangat kreativitas tanpa batas, anggota Rumah Kreatif Nekno meliputi lintas generasi, yakni generasi Z, milenial, hingga baby boomers.

Produk yang dihasilkan Rumah Kreatif Nekno pun sangat beragam, mulai dari tas anyaman, kain Jerumat, batik, madu, pempek, hingga cokelat. Menariknya Rumah Kreatif Nekno yang pertama di Provinsi Jambi memproduksi cokelat yang berasal dari biji kakao asli Jambi. Menparekraf berharap Jambi dapat mengeskpor produk cokelat, sehingga lebih dikenal masyarakat secara global.

“Ini produk-produknya kelas dunia ada yang akan segera ke New York seperti kain Jerumat, pempek, dan ada lagi Batik Berkah yang insyaAllah menghadirkan keberkahan dan produksi cokelat ini kita harapkan Jambi dapat menjadi pusat kultivasi cokelat dan branding cokelat yang mendunia,” katanya.

Founder Rumah Kreatif Nekno, Irina Safitri, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menparekraf, ia mengatakan walaupun Jambi tidak termasuk ke dalam destinasi super prioritas, namun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Jambi tidak kalah unggul.

Di samping kelapa sawit yang menjadi salah satu komoditas utama di Jambi, ternyata produk cokelat yang berasal dari biji kakao asli Jambi juga sangat potensial untuk dikembangkan. Namun karena keterbatasan alat yang digunakan, Rumah Kreatif Nekno hanya dapat memproduksi sebanyak 700 ribu – 1 juta buah choco bar.

“Kami berharap pemerintah dapat terus mendorong kami untuk tidak patah semangat dalam melakukan inovasi terbaru, meskipun dengan alat yang seadanya,” kata Irina.

Sementara Edyfa, salah seorang pelaku ekraf di Jambi yang bergerak dibidang kriya, mengatakan pandemi Covid 19 menjadi trigger kain Jerumat untuk dapat mengadopsi berbagai inovasi dan kreativitas agat dapat tetap bertahan. Kain Jerumat merupakan kain khas Jambi yang memadukan kain katun dengan teknik jumputan, sibori, dan tayday.

Tercatat sampai saat ini investasi yang diperoleh Jerumat hampir Rp300 juta dan sudah menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak.

“Kami hadir dengan kesederhanaan, kami hadir dengan ketidaksempuranaan. Dan saya berharap UMKM di Jambi mendapat perhatian agar bisa terus berkembang,” ujarnya.

Kain Jerumat baru-baru ini mendapat undangan dari Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat untuk mengikuti gelaran New York Fashion Week pada September 2022. “Mudah-mudahan kain Jerumat dapat melebarkan produk ekonomi kreatifnya di kancah internasional,” kata Edyfa. (ney)

Exit mobile version