KKP Gandeng BNN Latih Masyarakat Budidaya Ikan

kkp

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta, Rabu (9/3/2022) saat melakukan zoom meeting dengan para pembudidaya Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dan Kabupaten Gayo Lues, Aceh

INDOPOS.CO.ID – Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan menyelenggarakan pelatihan pembesaran Ikan Lele dan pembenihan ikan jurung. Dua lokasi berbeda namum pelaksaan berbarengan, 7-12 maret 2022. Pembesaran lele di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara dan pembenihan ikan jurung di Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh.

Pelatihan pembeniham di Kabupaten Gayo Lues mendapat dukungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Tujuannya, agar masyarakat yang berada di daerah perbatasan yang rawan narkoba memiliki keahlian mumpuni dalam pembudidayaan ikan untuk menekan kultivasi dan prevalensi penyalahgunaan narkoba. Pembudidaya dari Asahan 30 orang, dan Kabupaten Gayo Lues juga 30 pembudidaya.

“Konsep pengembangan kampung perikanan budidaya dilakukan dengan mendorong berkembangnya usaha pembudidaya ikan dari hulu ke hilir. Program yang harus berdaya saing dan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta memposisikan masyarakat sebagai penggerak utama dalam pengolahan dan pemasaran dengan tujuan menjamin produk yang berkelanjutan,” ucap Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, Rabu (9/3/2022).

Dia melanjutkan, upaya pengembangan SDM dipandang sebagai unsur yang sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan program-program yang telah dicanangkan.

“Tujuannya agar terbangun komunitas usaha yang dapat bersinergi mengembangkan produksi perikanan budidaya di daerah masing-masing,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gayo Lues, Fauzul Iman menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan pelatihan dalam menekan penyalahgunaan narkoba.

“Para peserta yang hadir pada saat ini seluruhnya memiliki kolam tapi tidak dapat menghasilkan ikan. Keahlian berbudidaya tentunya sangat dibutuhkan oleh para peserta. Pelatihan ini juga dilaksanakan sebagai alternatif mata pencaharian dan kegiatan positif yang berfungsi untuk menekan kultivasi ganja dan menekan prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Gayo Lues. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat mengaplikasikan ilmunya serta melaksanakan kegiatan budidaya perikanan secara berkelanjutan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gayo Lues, Sukri serta Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Asahan, Hazairin menerangkan, kedua wilayahnya tersebut sangat potensial dalam mengembangkan perikanan budidaya.

“Kabupaten Gayo Lues, kaya akan sumber daya air. Terdapat lima sungai besar yang mengalir pada wilayah Gayo Lues. Potensi perikanan Gayo Lues telah menjadikan perikanan budidaya sebagai andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Berbagai jenis ikan air tawar telah dikembangkan dan dibudidayakan di Gayo Lues di antaranya ikan mas, ikan mujair, ikan lele, ikan gabus, belut dan ikan jurung. Ikan jurung merupakan salah satu ikan yang bernilai tinggi di pasaran,” ungkap Sukri.

Selain harganya yang melambung tinggi di pasaran, Ikan jurung mempunyai prospek besar untuk menjadi penopang kesejahteraan masyarakat di Desa Lesten, Gayo Lues, dan daerah lainnya di Indonesia. Selain dijual mentah, ikan jurung juga dikeringkan dengan cara disalai atau diasapkan, dengan harga jual mencapai Rp100 ribu per kilogram. Ikan jurung yang ukurannya mencapai 1 meter harganya bahkan dapat ditaksir mencapai 500 ribu-1 juta rupiah per ekor.

“Untuk Kabupaten Asahan, usaha perikanan budidaya ikan air tawar belakangan ini berkembang dengan laju yang cukup tinggi, karena minat masyarakat dalam pengembangan usaha perikanan budidaya juga semakin meningkat,” timpal Dinas Perikanan Kabupaten Asahan, Hazairin. (ney)

Exit mobile version