Kementerian PUPR dan BNPT Resmikan Ponpes Walisongo di Poso

Ponpes Walisongo

Rumah Susun Pondok Pesantren Walisongo Poso, di Desa Sintuwu Lemba, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Foto: Kementerian PUPR

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meresmikan rumah susun (Rusun) Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo Poso, di Desa Sintuwu Lemba, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (8/3/2022).

Rusun Ponpes Walisongo Poso yang dibangun dengan biaya sebesar Rp3,5 miliar merupakan hasil sinergisitas antara Kementerian PUPR dengan BNPT untuk mendorong para santri untuk memperkuat pendidikan dan nasionalisme.

“Pembangunan Rusun Ponpes Walisongo ini merupakan salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR dalam membangun sarana infrastruktur yang bernilai produktif guna menunjang tempat tinggal yang bermanfaat bagi para santri,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II, Suko Wiyono, beberapa waktu lalu.

Iwan menerangkan, adanya dukungan pembangunan Rusun juga menjadi perwujudan kehadiran pemerintah khususnya dalam mencegah radikalisme dan terorisme serta meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan dan nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan optimalisasi lahan yang ada untuk hunian dengan membangun Rusun yang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pendidikan.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BP2P Sulawesi II yang baru dilantik, Bakhtiar, Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah, Rezki Agung Hakiki, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun, Nuryadin, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Dedi Sambowo, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, Wakil Bupati Poso, Muhammad Yasin Mangun, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi, Komandan Resor Militer 132 Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Toto Nurwanto, dan beberapa pejabat dari BNPT.

Sebagai informasi, Rusun Ponpes Walisongo Poso dibangun oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR pada tahun 2020 dengan sistem Multi Years Contract (MYC) dengan biaya pembangunan sebesar Rp3,5 miliar. Rusun tersebut dibangun di atas lahan seluas 1.125 meter persegi sebanyak satu tower setinggi dua lantai.

Tipe hunian Rusun ini adalah barak mini yang terdiri dari empat barak dengan daya tamping 84 santri. Untuk melengkapi semua kebutuhan para santri, Rusun ini juga dilengkapi dengan meubelair yang terdiri dari tempat tidur susun dan lemari pakaian, jaringan air bersih, instalasi listrik, toilet komunal, area wudhu, serta prasarana, sarana dan utilitas (PSU).

Sementara itu, Sestama BNPT, Mayjen TNI Dedi Sambowo dalam sambutannya menyampaikan bahwa program sinergisitas ini merupakan perwujudan konsep pentahelix yang merupakan gabungan lima unsur untuk pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media.

“Pesantren ini tempat para santri belajar, menggali ilmu supaya wawasan keagaman dan kebangsaan anak-anak ini semakin tergugah dan bersemangat. Kami harap anak-anak yang belajar di sini bisa lebih maju dalam mengisi pembangunan di Poso serta menjadi penggerak Indonesia yang sejahtera dan harmoni,” katanya.

Hal senada juga disampaikan pimpinan Ponpes Walisongo, Ustad Mohammad Sirat Hardiansyah. Pihaknya sangat berterimakasih dan mengapresiasi program pembangunan Rusun yang merupakan sinergisitas Kementerian PUPR dengan BNPT.

“Pembangunan Rusun di Ponpes Walisongo akan membangkitkan motivasi untuk memajukan pendidikan bagi generasi muda di Poso. Adanya kegiatan sinergitas selama tiga tahun terakhir sudah menjadikan wajah Walisongo tambah asri, sehingga dapat berdiri kembali dan mengembangkan lembaga pendidikannya untuk agama, nusa dan bangsa,” katanya. (nas)

Exit mobile version