Safari Gemarikan KKP Ajak Sajikan Ikan Tanpa Digoreng

gemarikan

Ilustrasi. Ajakan gerakan makan ikan

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak para perempuan untuk tidak panik di tengah kelangkaan minyak goreng. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti, di Jakarta, Kamis (10/3/2022) mengungkapkan ikan yang disajikan tanpa digoreng lebih sehat dan tetap nikmat.

“Tak perlu kuatir dengan minyak goreng, ikan pepes atau ikan kuah gizinya malah lebih terjaga dan rasanya lebih nikmat,” kata Artati, yang baru kembali dari daerah setelah melakukan safari Gemarikan diberbagai daerah seperti Kediri dan Blitar.

Ia menambahkan, ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan Omega-3 sangat relevan sebagai salah satu sumber protein untuk mendukung program prioritas penanganan stunting khususnya dalam hal meningkatkan kecerdasan. Terlebih ikan memiliki kandungan gizi yang lengkap juga memiliki peran penting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK), utamanya membantu perkembangan mata dan jaringan otak anak-anak dibawah usia dua tahun (Baduta), asupan gizi bagi remaja usia produktif serta para lanjut usia.

Selain itu, ikan juga mengandung vitamin dan mineral yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas, khususnya saat ini kita masih menghadapi pandemi Covid-19.

“Dengan mengonsumsi ikan kita akan menjadi generasi yang sehat, kuat dan cerdas,” urainya.

Secara nasional, kegiatan perluasan safari Gemarikan ini akan dilaksanakan di 21 Provinsi mulai bulan Maret 2022 sampai Juni 2022, dengan total jumlah paket mencapai 55 ribu paket Gemarikan. Bukan hanya pemerintah, kalangan masyarakat, organisasi lainnya banyak melakukan upaya agar masyarakat gemar mengkonsumsi ikan.

Untuk pelaksanaan Gemarikan di Borobudur misalnya, KKP didukung oleh Mappnus (Media, Asosiasi, Akademisi, Praktisi Pariwisata) bekerjasama dengan OKOCE Maritim menggelar gerakan memasayarakatkan makan ikan (Gemarikan) di Pelataran Borobudur, 26 Maret mendatang. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk festival yang akan menghadirkan 34 citarasa nusantara mewakili 34 provinsi di Indonesia.

“Kami melihat memasyarakatkan makan ikan itu ya ke masyarakat yang jarang ketemu ikan. Jogja dan Jawa Tengah cukup rendah konsumsi ikannya. Makanya kami gelar disini,” ujar Ketua OKOCE Maritim, Victor Aritonang, Kamis (10/3/2022).

Victor juga berharap pihak nya bisa berperan aktif, karena OKOCE Maritim juga memiliki program skala nasional, akan hadir di wilayah-wilayah yang tingkat konsuksi ikannya rendah. Selain gerakan makan ikan, pihak nya juga melakukan pendampingan ke beberapa centra budidaya skala besar dan kecil, yang saat ini sudah berjalan di wilayah Sumatera Utara dan Batam.

“Bisa rendahnya konsumsi ikan disebabkan beberapa faktor, harga, akses dan budaya. Karena makan ikan menyehatkan dan mencerdaskan budaya yang tidak biasa makan ikan harus kita ubah jadi biasa. Agar cerdas, karena laut kita luas dan lahan budidaya ikan indonesia sangat melimpah,” urainya. (ney)

Exit mobile version