Resonansi Sukses, Kiat Kementan Ajak Milenial Tekuni Usaha Pertanian

BPPSDMP Kementan

Kementan mendorong resonansi sukses peternak milenial dari Tapin ke seluruh Indonesia. Foto BPPSDMP Kementan

INDOPOS.CO.ID – Luasnya wilayah Indonesia dan pandemi Covid-19 tak menghambat upaya Kementerian Pertanian RI untuk mencetak petani milenial unggulan. Program Bertani on Cloud [BoC] melalui virtual zoom meeting menjadi wahana virtual mengulas aneka peluang menghasilkan cuan dari sektor pertanian.

Program BoC terkini mengulas ‘Model Kemitraan Usaha Ternak Kambing’ dengan narasumber Junaidi dan Wildan Indra Ramadan dari P4S Bumi Kaya. Kedua petani milenial dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan hadir bersama Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi pada Kamis (10/3/2022).

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong penguatan peran petani milenial di seluruh Indonesia, melalui aneka program edukasi pertanian secara masif seperti BoC sebagai program virtual utama dari Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP (Puslatan).

“Penumbuhan petani milenial harus terus didorong secara masif, tujuannya mengotimalkan partisipasi aktif generasi milenial ke sektor pertanian agar pertanian Indonesia semakin tangguh,” katanya yang dikutip Dedi Nursyamsi saat membuka BoC Volume 161.

Menurutnya, Mentan mengajak, mendorong hingga mendukung generasi milenial mengembangkan minat pada pertanian, sehingga dapat memperbanyak start up pertanian seperti dilakukan Junaidi dan Wildan IR dari Tapin, Kalsel.

Dedi, kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) akan mendorong Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] maupun Balai Pelatihan Pertanian (BPP) selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari BPPSDMP menggandeng petani milenial yang tergolong maju, mandiri dan modern untuk hadir pada program Bertani on Cloud secara rutin.

Langkah tersebut dilakukan, katanya, dengan melibatkan BBPP Binuang menjadi ‘tuan rumah’ BoC volume 161 mengusung tema ‘Model Kemitraan Usaha Ternak Kambing’ sehingga semangat dan kinerja peternak kambing kekinian, Junaidi dan Wildan IR dari Tapin dapat diresonansi oleh petani milenial di seluruh Indonesia.

“Pertanian yang baik apabila dikelola dengan baik dan benar didukung teknologi dan inovasi sehingga akan menghasilkan cuan. Kinerja dan output yang sebanding akan memicu resonansi bagi generasi milenial menjadi followers sosok milenial tersebut,” kata Dedi.

Dia mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah hasil produksi pertanian dengan baik dan benar didukung teknologi juga akan menghasilkan cuan. Misalnya kotoran sapi, dapat diolah menjadi bahan pupuk organik untuk digunakan sendiri maupun dipasarkan ke petani lain sehingga mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati menyatakan komitmen dan dukungan pada pengembangan petani milenial di Kalimantan, agar hadir lebih banyak sosok seperti Junaidi dan Wildan IR dari Tapin, Kalsel.

“Kami akan perkuat dulu mereka dengan memahami pentingnya membangun korporasi dan kelembagaan yang tentunya akan memperkuat jaringan antar petani milenial,” kata Yulia AK via zoom meeting BoC.

Saat ini, katanya lagi, keduanya membangun kemitraan peternak kambing. Ke depan, Kecamatan Salam Bebaris di Tapin akan dikembangkan menjadi ‘kampung kambing’ sebagai trade mark sukses petani milenial setempat.

“Setelah mereka tumbuh dan maju, BBPP Binuang akan mengembangkan model percontohan kemitraan petani milenial di kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan,” kata Yulia AK. (ibs)

Exit mobile version