Kemnaker Perkuat Perlindungan Pekerja Sektor Perikanan

kemenaker

Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi dalam acara daring. (dok Kemenaker)

INDOPOS.CO.ID – Sektor perikanan dan pengolahan hasil laut telah memberikan sumbangan besar bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah berkomitmen meningkatkan perlindungan bagi pekerja di dua sektor tersebut.

“Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, untuk memastikan dan meningkatkan perlindungan para pekerja,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi dalam acara daring, Rabu (23/3/2022).

Ia mengatakan, untuk memperkuat komitmen tersebut pihaknya menggelar agenda Pertemuan National Program Advisory Committee (NPAC) Ship to Shore Rights South East Asia Program. Program tersebut hasil kerja sama dengan ILO, IOM, UNDP, serta mendapat dukungan Uni Eropa.

Program NPAC, menurut Anwar, ditujukan untuk membantu mitra di Indonesia untuk memperkuat sektor perikanan dan pengolahan hasil laut. Program ini menekankan aspek pengembangan migrasi tenaga kerja yang aman dan terorganisir. Selain itu peran serta asosiasi pengusaha di sektor perikanan dan pengolahan, serta pemberdayaan kelompok masyarakat sipil dan serikat pekerja.

“Semoga hari ini kita dapat mendengar beberapa informasi mengenai kemajuan pelaksanaan kerja sama yang dilakukan oleh Program Ship to Shore Rights South East Asia,” ungkapnya.

Ia mengapresiasi ILO yang telah menambahkan pembahasan dalam dua program dukungan teknis. Yakni, Program Accelerator Lab 8.7, sebuah Program Global ILO yang menekankan pada pemberantasan kerja paksa dan pekerja anak termasuk dalam sektor perikanan.

Lalu, Program Hak Pekerja di Sektor Pedesaan Indo-Pasifik dengan Penekanan pada Perempuan, yang menekankan pada perlindungan pekerja perempuan, termasuk di sektor pengolahan hasil laut.

“Adanya program-program tersebut menunjukkan besarnya potensi dukungan yang dapat diperoleh mitra tripartit Indonesia melalui berbagai kemungkinan kerjasama teknis sesuai kebutuhan dan konteks di Indonesia,” bebernya. (nas)

Exit mobile version