Indonesia Diminta Menjembatani AS dan Rusia di KTT G20 Demi Pemulihan Ekonomi

g20

Presiden RI Joko Widodo menerima handover Presidensi G20 di KTT Roma. (BPMI Setpres/Laily RE)

INDOPOS.CO.ID – Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira meminta Indonesia memanfaatkan momen penting saat kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali, Indonesia. Sehingga mampu menciptakan stabilitas ekonomi secara global.

Sebab konflik antara Rusia-Ukraina yang berlangsung sebulan itu memberi dampak besar terhadap pergerakan ekonomi global. Termasuk negara miskin dan berkembang turut berdampak.

“Tugas penting bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah untuk mengingatkan, kepada Rusia bahwa invasi yang diciptakan berdampak terhadap perekonomian secara global. Indonesia berdampak cukup serius,” kata Bhima melalui gawai, Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Ia mengkhawatirkan, bakal terjadi inflasi yang naik hingga diperparah mengganggu stabilitas harga kebutuhan pokok.

“Karena ada inflasi tinggi, fluktuasi nilai tukar, keluarnya modal asing dari Indonesia, dikhawatirkan juga berdampak pada stabilitas harga kebutuhan pokok di dalam negeri,” ujar Bima.

Situasi tersebut tentu menyulitkan para pengusaha yang masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya Presiden Jokowi bisa menjembatani antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia dalam KTT G20, agar memfokuskan terhadap pemulihan ekonomi.

“Fokusnya (KTT G20) saat ini agar memulihkan ekonomi. Jadi jangan diganggu dulu oleh konflik yang bisa memicu kekhawatiran terjadinya perang dunia ketiga,” ucap Bhima.

Secara resmi, Indonesia menjadi Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022, dengan mengangkat tema utama “Recover Together, Recover Stronger”

“Kerja sama di bidang ekonomi. Baik secara perdagangan, investasi yang harusnya dipererat. Itu adalah tugas Indonesia sebagai presidensi G20,” imbuhnya. (dan)

Exit mobile version