INDOPOS.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) gregetan, kesal saat pembantunya membelanjakan APBN untuk barang dari luar negeri. Jokowi menyebut di antaranya Menteri Kesehatan (Menkes).
“Itu bentuk personifikasi Presiden Jokowi atas teraduk-aduknya emosi rakyat,” ujar Guru Besar (Gubes) Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Prof Karim Suryadi secara daring, Sabtu (26/3/2022).
Dalam teori political sound (suara politik), menurut dia, ketika seseorang marah atau mengambil audiensnya, maka akan melakukan personifikasi yang sempurna. Secara kapabilitas politik bangsa Indonesia bangga usai sukses menggelar MotoGP Mandalika.
“Simbol negara maju, ada simbol pembangunan Ibu Kota yang maju. Tapi kita masih diaduk-aduk dengan gambaran antrean minyak goreng. Ini sudah lama tak pernah kita lihat, bahkan zaman orde baru,” terangnya.
Kemarahan Presiden Jokowi, dikatakan dia, menyatunya rasa, asa dan emosi dengan rakyatnya. Ia sampaikan dengan bahasa yang sederhana dengan gestur yang jelas.
“Kata greget, saya kesel itu menjalar lewat darah yang dibangun, bahkan gerak tubuh dan mimik yang mudah terbaca,” ungkapnya.
“Ini buka kali pertama. Tapi presiden kembali menampilkan dan menidentifikasi dirinya yang diaduk-aduk oleh fenomena yang memunculkan gambaran kapabilitas pemerintahan dalam mengelola kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara pada saat Presiden menyampaikan emosi itu sesuatu yang dirasakannya. Dan itu untuk memodulasi pesan terkait yang ingin ditegaskan. Sementara kata yang “diumumkan”, menurut dia, Jokowi tidak mustahil itu menteri-menteri yang bakal direshuffle.
“Kalau dihubungkan dengan reshuffle itu, Jokowi itu orang yang berkuasa. Karena didukung oleh partai politik lainnya. Tapi pertanyaannya apakah Jokowi akan memgambil keputusan reshuffle. Ini tidak mudah,” terangnya.
“Persoalannya Jokowi akan segera usai. Dia ingin tidak meninggalkan luka dengan koalisinya,” imbuhnya. (nas)