Pengamat: Mundurnya Tsamara Mungkin Karena PSI Tak Lagi Memperjuangkan Idealisme

Tsamara Amany

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany memberikan keterangan memutuskan mundur dari pengurus partai. (YouTube Tsamara Amany)

INDOPOS.CO.ID – Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany secara mendadak memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepengurusan dan kader partai pada, Senin (18/4/2022).

Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin, langkah yang wajar ada pengurus partai mengundurkan diri. Ia berpendapat, keluarnya Tsamara karena partainya tak memperjuangkan lagi idealisme politik.

“Hal yang biasa saja, jika ada kader atau pengurus partai mundur. Namun yang menarik mundurnya Tsamara dari PSI mungkin, karena PSI saat ini tak lagi memperjuangkan idealisme,” kata Ujang melalui gawai, Jakarta, Selasa (19/4/2022).

Ia menilai, cenderung sama dengan partai lain, bersifat pragmatis. Selain Tsamara, menurut informasi yang dikantonginya banyak juga di daerah kader atau pengurus PSI mundur.

Maka itu partai politik yang dikomandoi Giring Ganesha itu harus berbenah. “Ini artinya ada problem di internal PSI. Dan PSI mesti evaluasi diri,” ucap Ujang.

Ia berpandangan, gaya politik PSI juga tak fleksibel. Hajar lawan politik, namun kawan dibela mati-matian walaupun kawan itu salah. Artinya sudah luntur idealisme partainya.

“Sudah melenceng jauh dari roh perjuangan awal. Makanya banyak yang kecewa di internal PSI sendiri. Termasuk rakyat pun kecewa. Evaluasi kembalikan jadi diri PSI ke semula,” ujar Ujang.

Tsamara menyatakan, langkah yang diambilnya tersebut berdasar pertimbangan pribadi. Ia akan terus mengabdi kepada Indonesia dengan cara tak terjun ke dunia politik.

“Saya memutuskan diri tak lagi jadi pengurus dan kader PSI. Keputusan ini saya ambil berdasarkan pertimbangan pribadi, saya merasa menemukan perjalanan baru di luar partai politik,” kata Tsamara dalam akun YouTube Tsamara Amany, Senin (18/4/2022).

“Saat ini saya ingin mengabdi kepada Indonesai dengan cara-cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan,” tambahnya. (dan)

Exit mobile version