Erupsi Gunung Anak Krakatau Melemah, Aktivitas Penyeberangan Merak-Bakauheni Aman

Gunungapi Anak Krakatau

Aktivitas Gunungapi Anak Krakatau pada tahun 2018. Gunung api tersebut terletak di Selat Sunda. Foto: Instagram/@pvmbg_

INDOPOS.CO.ID – Potensi dampak risiko bencana tsunami yang dapat terjadi dari aktivitas vulkanologi Anak Gunung Krakatau sangat kecil, seiring menurunnya erupsi dalam beberapa hari terakhir.

Faktor lain seperti adanya beberapa pulau penghalang di sekitar Anak Gunung Krakatau, dapat mereduksi ancaman tsunami bagi aktivitas penyeberangan kapal dari Merak-Bakauheni maupun sebaliknya.

Di sisi lain, jarak yang relatif jauh antara Gunung Anak Krakatau dengan rute penyeberangan antar pulau Jawa dan Sumatera itu juga menjadi faktor yang memperkecil potensi risiko tsunami.

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa kejadian silent tsunami yang menghantam sebagian wilayah Banten hingga Lampung pada tahun 2018 tak berdampak pada aktivitas penyeberangan Merak-Bakauheni.

“Penyeberangan relatif aman dari bahaya tsunami. Apalagi erupsinya melemah. Sumber pembangkitnya itu sudah lemah, sehingga dapat kita simpulkan inshaAllah aman,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dalam keterangan BNPB, Jumat (29/4/2022).

BMKG bersama stakeholder akan terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau, termasuk segala sesuatu terkait potensi dampak yang ditimbulkan.

BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta lintas Kementerian/Lembaga terkait telah meninjau aktivitas Anak Gunung Krakatau, Kamis (28/4/2022). Informasi dari hasil peninjauan itu bakal sampai diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Kami bersama PVMBG akan terus memonitor potensi terjadinya tsunami. Dan kami akan segera memperbarui apabila terdapat gejala membahayakan. Kami akan segera update ke publik,” tutup Dwikorita. (dan)

Exit mobile version