Selasa, 21 Maret 2023
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home Nasional

Blue Print untuk Kejayaan Indonesia

by aro
Kamis, 12 Mei 2022 - 20:20
in Nasional
Dr. Legisan Samtafsir

Dr. Legisan Samtafsir

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOS.CO.ID – Kejayaan suatu bangsa karena kekayaan alamnya? Tidak. Bahkan banyak bangsa kaya sumber daya alam tetapi terkena kutukan sumber daya alam. Alamnya kaya tapi rakyatnya miskin, penuh ketidakadilan dan konflik. Bahkan banyak negara miskin sumber alam, menjadi maju, modern dan sejahtera melampaui negara-negara yang kaya sumber alam.

Atau karena sumber daya manusianya? Tidak. Karena tidak ada rakyat banyak yang tiba-tiba cerdas, kreatif, inovatif, kerja keras dan sempurna kapabilitasnya. SDM selalu berproses dan bertansfrormasi. Maka bukan pada SDM nya tapi pada proses transformasinya.

BacaJuga

PDGI Tidak Pungut Biaya Besar Rekomendasi Izin Praktik Dokter Gigi

Brantas Abipraya Adakan Jalan Sehat HUT Kementerian BUMN Serentak di Bantaeng dan Makassar

Lalu karena apanya? Apakah karena agama yang dianutnya ? Tidak juga. Karena kemajuan materi dunia modern saat ini, dipisahkan dari anasir keagamaan. Agama dipandang sebagai urusan pribadi, dan bukan modal pembangunan.

Hal yang paling mendekati sebab utama kejayaan dan ketertinggalan suatu bangsa dan negara, tidak lain adalah kepemimpinan nasional dan politik pembangunannya.

Kepemimpinan Nasional

Lihatlah Kaisar Meiji dalam melakukan restorasi, mengubah Jepang yang tertutup dan konflik saudara, menjadi negara yang mampu sejajar dengan Eropa dan Amerika.

Lihatlah Park Chung He mengubah Korea Selatan yang miskin setelah dijajah Jepang, menjadi bangsa yang penuh percaya diri, menjadi eksportir baja, mobil, elektronik, berkelas dunia.

Lihatlah Mahathir, lihatlah Lee Kuan Yu, Deng Xiaoping, yang mengubah negerinya dan memobilisasi rakyatnya untuk mampu tumbuh menjadi bangsa yang semakin sejahtera.

Indonesia sudah 7 presiden selama 76 tahun. Perkapita memang meningkat dari US$80 tahun 1960 menjadi US$4000 tahun 2021. Tetapi jauh tertinggal dibanding China yang sudah mencapai US$10000, padahal 28 tahun sebelumnya 2 kali lebih miskin. Atau dari Korea Selatan yang sudah US$35000.

Ketujuh presiden Indonesia belum juga mampu memobilisasi potensi kekayaan alam Indonesia untuk menjadi bangsa yang hebat, damai dan sejahtera, sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.

Kepemimpinan adalah kemampuan mengorkestrasi potensi bangsa, yaitu dengan membangun MISI dan VISI bersama seluruh rakyat, lalu MEMOBILISASInya menjadi kekuatan yang transformatif dan PARTISIPATIF, sehingga tercipta pertumbuhan yang BERKEADILAN bagi seluruh rakyat.

Kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan menghasilkan pertumbuhan yang tinggi, secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan meningkat pesat. Otokritik terhadap pemimpin nasional Indonesia sejauh ini menunjukkan kapasitas dan integritas yang belum mencukupi.

Dalam berbagai lobby dengan kekuatan global, tampak pemimpin Indonesia belum mampu menunjukkan kedaulatannya untuk melindungi domestiknya dari kekuatan asing yang destruktif. Intervensi dan tekanan kekuatan global selalu menghasilkan keputusan yang melemahkan fondasi kekuatan Indonesia, baik terkait perdagangan internasional, penanaman modal asing dan pinjaman luar negeri, maupun terkait keamanan dan ketertiban dunia.

Ke depan kita mesti dan harus memiliki pemimpin nasional yang mampu dan berdaulat untuk melindungi domestik kita dari kekuatan asing yang destruktif. Pemimpin yang kita harapkan itu juga mestilah yang mampu menegakkan keadilan di dalam negeri, baik keadilan distributif maupun keadilan komutatif. Keadilan distributif adalah amanah negara untuk menciptakan kehidupan yang adil, makmur, sejahtera, bagi sebanyak2nya rakyat, bukan segolongan kecil elit dengan kekayaan yang berlimpah.

Sedangkan keadilan komutatif adalah amanah negara untuk menegakkan hukum yang adil, sehingga tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah, tetapi berkeadilan bagi semua.

Politik Pembangunan

Integrasi suatu bangsa kepada pasar global, bisa menjadi malapetaka jika tidak dalam posisi dan strategi yang tepat. Indonesia adalah negara yang mendapat malapetaka dalam integrasi tersebut, bahkan sudah berlangsung sejak VOC dan Belanda datang, mengobok-obok kekayaan Indonesia, dan merampasnya untuk kepentingan mereka.

Anehnya, hal tersebut masih terus berlanjut hingga 2022 ini. Ekstraksi surplus dari proses produksi dalam skala agregat, justru mengalir ke negara-negara maju. Kekayaan alam Indonesia tidak dapat mensejahterakan rakyat, malah sebaliknya mensejahterakan rakyat di negara lain.

Rezim pemerintah Indonesia lebih memilih jalur sempit berasosiasi dengan pasar global, sebagai supplier bahan mentah dan sekaligus pasar bagi produk jadi negara lain. Akibatnya Indonesia tidak memiliki industri mandiri yang berkelanjutan, karena ketergantungannya pada teknologi asing.

Dengan perdagangan internasional yang asosiatif, menyebabkan Indonesia cukup puas dengan mengekspor bahan baku dan menikmati hasil jadi produk luar. Industri alat berat, teknologi canggih, elektronik, perkakas rumah tangga, otomotif, sangat tergantung pada pihak asing, dan tidak memiliki produk sendiri.

Ancaman deindustrialisasi, pengangguran, kelangkaan bahan alam dan ketidakmampuan untuk melakukan riset pada semua sektor industri, membuat Indonesia rentan dan lamban. Penanaman modal asing di Indonesia yang tidak diikuti oleh atau minimnya spill over effect, atau efek limpahan teknologi dan pengetahuan, menyebabkan PMA tersebut berpotensi menggerus surplus mengalir keluar dan masyarakat semakin terjajah secara terus menerus (terus menjadi kuli/jongos) di negeri sendiri.

Mobilisasi utang luar negeri yang tidak mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan, akan dan telah bahkan terus menyedot surplus dalam negeri untuk membayar bunga ke kreditur asing. Dan ini akan menyedot anggaran pemerintah, yang seharusnya dialokasikan untuk menolong rakyat miskin yang marginal, pendidikan, untuk berinvestasi pada industri yang memiliki multiplier effect bagi penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat.

Penutup

Kepemimpinan nasional yang efektif dan politik pembangunan yang lebih bersifat disosiatif (terbuka secara selektif) adalah kunci kejayaan Indonesia masa depan. GREATNESS INDONESIA adalah blue print untuk kepemimpinan nasional dan politik pembangunan disosiatif tersebut. Wallahu a’lam. (*/nel)

Tags: nasionalpembangunanPolitik
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Menkeu Kecam Kasus Penganiayaan oleh Anak Pejabat Ditjen Pajak
Nasional

Gerakan Tolak Bayar Pajak, DPR: Ini Berbahaya bagi Laju Pembangunan

Kamis, 2 Maret 2023 - 12:40
Gubernur-Jawa-Timur
Nusantara

Khofifah: Selama Berkiprah di Politik dan Pemerintahan tak Kejar Penghargaan

Rabu, 22 Februari 2023 - 22:35
partai ummat
Politik

Di Marketing, Politik Identitas Itu ‘Positioning, Salahnya di Mana?

Kamis, 16 Februari 2023 - 23:50
Para-pencari-kerja
Megapolitan

Safari Pembangunan Kota Tangerang, Stan Job Fair Dipadati Pencari Kerja

Selasa, 31 Januari 2023 - 18:50
Putra-Jokowi-Kaesang
Headline

Kaesang Mau Terjun Politik, Sandi: Kalangan Muda Harus Ambil Peran

Kamis, 26 Januari 2023 - 12:35
Kaesang-Pangarep
Headline

Kaesang Dianggap Ingin Bangun Dinasti, Dasco: Jangan Dibiasakan Berpolemik

Kamis, 26 Januari 2023 - 10:35
Load More

Populer hari ini

Mobil-Golf

Pj Al Muktabar Akan Jadikan TMII Area Promosi Pariwisata Banten

Minggu, 19 Maret 2023 - 23:15
Tiga Nama Bersaing Rebut Jabatan Pj Sekda Banten, Ini Nama-namanya

Tiga Nama Bersaing Rebut Jabatan Pj Sekda Banten, Ini Nama-namanya

Kamis, 16 Maret 2023 - 09:52
Juara-1-Lomba-Menembak

Sisihkan Pj Gubernur DKI, Menkumham Kembali Juara 1 Lomba Menembak Paspampres Cup 2023

Minggu, 19 Maret 2023 - 21:44
GT-Bakauheni-Selatan

Jelang Mudik Lebaran, HK Kebut Perbaikan Jalan Tol Trans Sumatera

Minggu, 19 Maret 2023 - 19:05
SPinjam

Cara Mengisi e-Money di Shopee dengan Mudah dan Cepat!

Selasa, 10 Januari 2023 - 16:35

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 21 Maret 2023 - Screenshot 2023 03 20 at 11.55.59 PM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 21 Maret 2023

by gimbal
Selasa, 21 Maret 2023 - 00:08
Koran Indoposco Edisi 17 Maret 2023 - Screenshot 2023 03 17 at 12.40.59 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 17 Maret 2023

by gimbal
Jumat, 17 Maret 2023 - 00:52
Koran Indoposco Edisi 13 Maret 2023 - Screenshot 2023 03 13 at 12.06.14 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 13 Maret 2023

by gimbal
Senin, 13 Maret 2023 - 00:18
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2023.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2023.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist