INDOPOS.CO.ID – Kasus pembunuhan berlatar belakang dugaan cemburu di Bekasi menyita perhatian publik. Pasalnya, pelaku yang masih berusia belia tersebut melakukan pembunuhan seorang diri.
“Kemarahan karena cemburu bisa memicu seseorang bertindak di luar batas, bahkan melakukan pembunuhan,” ujar Kriminolog Maman Suherman secara daring, Minggu (15/5/2022).
Ia mengatakan, tindakan pelaku yang memilih korban bukan suami pelaku, karena bila pembunuhan kepada suami, maka pelaku tidak akan menyelesaikan masalah, tapi juga akan kehilangan suami.
“Jadi pelaku membunuh korban karena memilih sedikit risiko dan korban juga lebih rentan,” katanya.
“Sehingga pelaku merencanakan rapi untuk melakukan pembunuhan terhadap korban,” imbuhnya.
Dengan perencanaan skenario yang rapi, menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang membantu. Kendati pelaku telah mengakui melakukan pembunuhan dengan seorang diri.
“Pada kasus pembunuhan berencana, banyak terjadi pelaku dibantu oleh pihak lain. Bisa saja pelaku ingin pihak yang membantu tidak tersentuh hukum. Ini harus digali oleh pihak kepolisian,” ungkapnya.
“Apalagi pelaku ini hanya amatir, tapi dia bisa merencanakan secara rapi skenario pembunuhan ini,” imbuhnya.
Ia menegaskan, tekad pelaku untuk mempertahankan haknya (suaminya) menjadi motivasi kuat melakukan pembunuhan terhadap korban. “Untuk mempertahankan suami, bisa saja pelaku berbuat nekat. Karena suami yang memberikan nafkah untuk dirinya dan anak-anaknya,” ujarnya.
Sebelumnya, perempuan bernama Dini Nurdiani (26) berdomisi di Cengkareng, Jakarta Barat ditemukan tak bernyawa di kawasan Citra Green Cibubur, Kranggan Bekasi.
Dia menjadi korban pembunuhan, setelah dikabarkan menghilang sejak Selasa (26/4/2022). Polisi telah mengamankan pelaku, yang merupakan perempuan berinisial NU (24).
Korban diketahui menjalani hubungan terlarang dengan suami pelaku selama empat bulan. Sementara motif pembunuhan tersebut diduga terbakar api cemburu. (nas)