Kantor Kedaruratan Kesehatan Tingkat ASEAN Akan Dibangun di Indonesia

Pertemuan Menkes

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin pada pertemuan para menteri kesehatan negara anggota ASEAN di Bali. Foto: Ist.

INDOPOS.CO.ID – Pertemuan para menteri kesehatan negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), salah satunya membahas soal pendirian pusat kedaruratan kesehatan masyarakat dan penyakit menular ASEAN atau ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pertemuan tersebut menyetujui joint statement yang isinya menyetujui didirikannya kantor ACPHEED berdasarkan 3 pilar utama, yakni preventif, deteksi, dan respons.

Ada 3 negara yang akan menjadi kantor pusat dari masing-masing pilar, antara lain 1 kantor di Indonesia, 1 kantor di Thailand, dan 1 kantor di Vietnam.

“Jadi center ini membina kapabilitas dan kapasitas dari seluruh negara ASEAN untuk mempersiapkan diri kalau ada potensi pandemi baru,” kata Menkes Budi melalui keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).

Untuk pembiayaannya selain dari kontribusi negara anggota ASEAN, beberapa negara mitra seperti Jepang sudah mau memberikan komitmen pembiayaan untuk ACPHEED.

Pendirian ACPHEED diharapkan pada September tahun 2022 ini sudah penandatanganan persetujuan pendirian. Saat ini persetujuan secara prinsip, pembagian tugas, dan wewenangnya sudah disepakati.

“Kita harapkan kalau itu bisa ditandatangani September kita bisa mulai bangun. Mungkin di awal tahun depan sudah bisa dipakai di Indonesia,” ucap Budi.

Beroperasinya ACPHEED akan memberikan kemudahan bagi negara anggota ASEAN untuk mengakses sumber daya kesehatan dengan 3 kompetensi utama yang terdistribusi di 3 negara yakni Indonesia, Vietnam, dan Thailand.

Tiga negara tersebut mengajukan kesediaan untuk memiliki kantor di Indonesia dengan kompetensi spesifik seperti preventif, deteksi, atau respons.

Tak hanya menyepakati rencana pendirian ACPHEED, Menkes Budi melanjutkan join statement itu juga menghasilkan persetujuan untuk mengadopsi dan mengharmonisasi standar protokol kesehatan se-ASEAN.

“Kita menggunakan kode QR dengan menggunakan standar WHO, sehingga baik saat ini maupun ke depannya jika ada pandemi, negara-negara di ASEAN sudah siap,” pungkasnya.(dam)

Exit mobile version