Hidupkan Semangat Ki Hajar Dewantara, 8.105 Guru Jalani Program PPG

guru

Para siswa aktif mengikuti pembelajaran tatap muka. Foto: dok Kemendikbudristek

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Sedikitnya 8.105 guru mengikuti program PPGP angkatan kelima tersebut. Mereka akan menjalani pendidikan selama enam bulan dan dibekali dengan kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi.

“Ada semangat yang tumbuh dari kisah inspiratif para guru penggerak yang ingin berbuat dan berkontribusi terhadap pendidikan anak bangsa,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam keterangan, Rabu (18/5/2022).

Program Pendidikan Guru Penggerak, lanjut Iwan, merupakan upaya pemerintah menghidupkan kembali semangat, daya juang, dan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Yakni, dalam membangun ekosistem pendidikan Indonesia yang ‘Merdeka Belajar’ dan selalu berpihak pada murid.

“Guru Penggerak adalah harapan kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin pembelajaran yang akan menggerakkan roda-roda transformasi pendidikan di Indonesia,” tutur Iwan.

Melalui PPGP, dikatakan dia, pemerintah berupaya untuk mengubah paradigma kepemimpinan pendidikan Indonesia, dari paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada administrasi pendidikan menjadi paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada pembelajaran murid.

“Melalui program ini, ke depan kita berharap lahir generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia. Pemimpin-pemimpin pendidikan yang memandang anak dengan rasa penuh hormat yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya,” ungkapnya.

“Untuk itu, PPGP melahirkan pemimpin pendidikan yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik,” imbuhnya.

Ia berharap, melalui PPGP tersebut para peserta dapat menjadi mentor untuk pendidik lain serta dapat menularkan semangat dan membagikan praktik baik keilmuannya dalam pengembangan potensi guru-guru lain.

“Mereka memiliki panggilan jiwa untuk memecahkan masalah-masalah tersulit di bidang pendidikan dengan tujuan utama, bagaimana layanan kepada murid dapat terus ditingkatkan, apapun kondisinya,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version