Ratusan Anggota NII Gerilya Lewat Kegiatan Sosial

teroris

Ilustrasi teroris. Foto: Dokumen Polri

INDOPOS.CO.ID – Ada ratusan anggota Negara Islam Indonesia (NII) bergerak masuk ke masyarakat lewat kegiatan sosial. Banyak masyarakat tidak tahu dan akhirnya menjadi donatur dalam organisasi yang di kelola oleh kelompok NII.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan melalui gawai, Selasa (24/5/2022).

Menurut Ken, NII memang sudah tamat sejak 1962 setelah proklamator NII Kartosuwiryo ditangkap dan di eksekusi. Namun setelah belasan tahun NII mati suri, tapi NII kembali dihidupkan lagi oleh Adah Djaelani dkk. Veteran NII yang kala itu berjumlah 40 ribu orang dikonsolidasikan kembali dalam struktur organisasi perlawanan kepada NKRI yang saat ini menurut Putra Kartosuwiryo jamaahnya berkembang mencapai kurang lebih 2 juta orang.

Gerakan NII di masyarakat tidak semuanya menggunakan nama NII, di samping ada menggunakan nama KW, ada juga yang menggunakan nama Khilafatul Musllimin, Kesatuan Al Haq, Islam Shahadatain, Alquran Suci, Gafatar, Masyarakat Indonesia Membangun (MIM). Bahkan mereka juga menggunakan nama organisasi masyarakat atau yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk mencari dana amal sumbangan.

“Kelihatannya beda nama tapi pada dasarnya ideologinya sama yaitu NII walaupun antara KW satu dengan KW yang lain terjadi perselisihan tafsir dalam aktifitas perjuangan,” katanya.

Ia mengakui mengantongi ratusan nama nama anggota NII di Bogor lengkap dengan alamat tempat tinggalnya itu dari laporan beberapa orang tua yang anaknya pernah di NII, dan pihaknya akan segera koordinasi dengan aparat untuk menindaklanjuti informasi tersebut. Seperti yang terjadi di Sumbar, bila dimungkinkan mereka mau taubat, maka akan dilakukan cabut baiat masal dan ikrar setia NKRI serta pembinaan agar mereka kembali ke masyarakat.

NII menurut dia, tidak bisa disepelekan, sebab doktrin mereka saat ini adalah menganggap sebagai kondisi perang. Bahkan ia mengaku mendapat laporan ada beberapa anggota NII yang kini melakukan latihan senjata dengan bergabung ke Perbakin.

“Jadi latihan menembak mereka tidak perlu sembunyi sembunyi di atas gunung lagi. Ini kritik untuk Perbakin agar lebih seleksi untuk penerimaan anggota baru,” ungkapnya.

Ken mengatakan, paham NII saat ini lebih jahat dari yang jahat. Karena anggotanya akan dimiskinkan hartanya atas nama infak bernegara Islam, dirusak ahlaqnya, dihancurkan masa depannya. Karena harus keluar dari sekolah, kuliah dan pekerjaan supaya fokus di NII.

“Seperti sebuah tragedi kejahatan kemanusiaan tapi atas nama agama,” ucapnya.

“Kita tidak bisa menyalahkan siapapun, termasuk aparat setempat, sebab jangankan aparat, keluarga terdekat saja banyak yang tidak tahu, bila di antara kerabat mereka terpapar, ini virus yang bisa menimpa siapa saja,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version