Senin, 4 Juli 2022
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

Magazine Paten kesatu 2022

  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home Nasional

Guru Besar IPB dan ITB Dukung Kementan Wujudkan Pertanian Berkelanjutan Lewat Bahan Alami

by bro
Sabtu, 11 Juni 2022 - 16:31
in Nasional
ipb

Ilustrasi.

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung penerapan pertanian berkelanjutan melalui penggunaan bahan-bahan organik melalui demplot, uji coba dan riset Biosaka yang terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu dapat diaplikasikan langsung di lahan untuk semua jenis tanaman. Mengupas tuntas Biosaka berbahan alami ini, Kementan menggelar Webinar Bimbingan Teknis (Bimtek) Propaktani pembuatan Biosaka sekaligus demplot di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Jatisari, Kawarang, Sabtu (11/6/2022).

Hadir pada Bimtek ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Prof. Robert Manurung, Prof. Iswandi Anas, Muhamad Ansar penggagas Biosaka serta Dr. Rachmat dari Direktorat Serealia memberikan pengalaman dan penjelasan dari aspek ilmiah apa itu biosaka.

BacaJuga

Waspadai Penipuan Catut Nama Jurnalis di Jakarta, Begini Modusnya

Kementan Beri Pendampingan Vaksinasi PMK di Kabupaten Banyuasin

Mentan SYL mengapresiasi dan menyambut baik inovasi Biosaka ini demi masa depan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Ia menegaskan pihaknya harus terus mengawal dan menuntaskan masalah pertanian termasuk mendukung inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Saya ucapkan terimakasih atas keterlibatan banyak pihak. Butuh tangan bersama, karena pertanian tidak bisa berjalan sendiri. Dan masalah pupuk merupakan salah satu masalah yang harus kita pecahkan bersama,” kata SYL.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menambahkan penggunaan bahan organik memiliki manfaat yang banyak yaitu dapat menekan biaya produksi, mengurangi hama penyakit sehingga hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus, dan membuat petani mendapat untung yang besar. Dengan semakin mahalnya harga pupuk dunia harus mencari alternatif dan solusi dalam memangkas biaya produksi pangan.

“Saat ini menjadi momentum untuk petani beralih ke produk-produk yang tersedia di alam, murah dan bisa dibuat sendiri seperti pupuk kompos, pupuk organik cair, kascing (Bekas cacing), Biosaka, dan inovasi lainnya. Tentunya ini harus dibuktikan dan ditindaklanjuti secara Ilmiah, sehingga perlu dilakukan Demplot seperti yang sedang dilaksanakan di BBPOPT Jatisari Demplot Biosaka yang dikawal oleh para ahli dan akademisi,” jelasnya.

Ia membeberkan di daerah-daerah juga para petani, kelompok tani, penyuluh, apa salahnya untuk mencoba. Hal ini penting agar dapat melihat langsung dampak dan hasilnya bisa dibuktikan sendiri.

“Kita akan liat efektifitas dari penggunaan Biosaka nantinya masyarakat bisa menilai sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Robert Manurung dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (IPB) mengatakan Biosaka bukanlah pupuk, tetapi Elisitor. Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder.

“Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Elisitor intinya memberikan signal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya sehingga dia bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Iswandi Anas, Guru Besar IPB menjelaskan tanaman dapat tumbuh sehat, kuat, produksi tinggi, vigor/kuat, tahan serangan hama penyakit hanya pada tanah yang sehat. Tanah yang sehat itu memiliki sifat kimia, fisik dan biologi yang baik dan tidak ada senyawa beracun.

“Kita masih harus sama-sama berjuang agar Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia bisa terwujud. Pertanian yang berkelanjutan secara teknologi dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial dapat diterima masyarakat dan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan. Langkah yang harus dilakukan adalah gunakan pupuk organik dan hayati, kurangi takaran pupuk kimia/pestisida dengan bijak dan ecofarming,” terangnya.

Lebih lanjut Prof. Iswandi menuturkan pupuk utama itu adalah pupuk organik, sedangkan pupuk sintesis itu adalah pupuk tambahan. Pupuk organik dapat memperbaiki hampir semua sifat tanah (fisik, kimia, biologi tanah), mengandung semua unsur hama esensial 13/16, dapat dibuat sendiri oleh petani di lokasi dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

“Yang kurang dalam pupuk organik adalah NPK yang bisa ditambahkan sebagai pelengkap penting,” cetusnya.

Rachmat dari Direktorat Serealia Kementan menjelaskan Biosaka berbahan alami yang diperoleh dari tanaman sehat sekitar. Budidaya padi dan kedelai sudah menunjukan hasil yang sangat menjanjikan pada daya tahan tanaman terhadap stress serta peningkatan produktivitas lahan padi dan kedelai.

Ia menambahkan oemanfaatan biosaka sebagai bahan elicitor di Indonesia relatif masih baru dan masih perlu terus diuji dan dikembangkan dimasa depan di berbagai daerah dengan kondisi dan karakteristik lahan berbeda. Salah satu pemanfaatan biosaka yang sangat potensial dan menjanjikan adalah dalam penanganan stress budidaya tanaman pada lahan dengan PH rendah dan salinitas tinggi.

“Barang ini (biosaka) hanya bisa dibuat sendiri, gratis, bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam. Jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Biosaka harapannya menjadi sebuah gerakan masal para petani bagaimana kita bisa menyelamatkan alam, kembali ke alam dan memanfaatkan bahan alami untuk kelestarian dan keberlanjutan,” beber Rachmat.

Muhammad Anshar selaku penggagas Biosaka mengatakan produknya berasal dari rumput-rumputan, ilalang atau tanaman apapun yang ada disekitar lahan sawah ataupun tegalan asalkan dalam kondisi sehat. Proses pembuatan Biosaka harus secara manual (diremas) tidak dapat menggunakan alat seperti blender atau sejenisnya.

“Saya yakin Biosaka yang dibuat bisa menghilangkan ketergantuan para petani dari pupuk bersubsidi (kimia) dan sudah terbukti biaya produksi jadi hemat sekitar 3 juta,” tuturnya.

Perlu diketahui, dalam BTS Propaktani ini para peserta diajari langsung oleh Anshar cara memilih dedaunan, rumput untuk membuat Biosaka. Mereka antusias dan langsung mempraktekan cara meramu, memeras dan melihat kualitas hasil biosaka yang masing2 dibuat. Banyak yang penasaran mencoba, beberapa petani, penugasan lapang berhasil mempraktekannya.

Untuk pemilihan rumput pembuatan Biosaka, harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif. (srv)

Tags: Bahan AlamiGuru Besar IPBitbKementanKementerian PertanianPertanian
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

pmk
Nasional

Kementan Beri Pendampingan Vaksinasi PMK di Kabupaten Banyuasin

Minggu, 3 Juli 2022 - 22:37
Kementan
Nasional

Tangani PMK di Tulungagung, Kementan Turunkan Tim Relawan

Minggu, 3 Juli 2022 - 20:55
kementan
Nasional

Pinang Betara Jambi Jadi Komoditas Unggulan Nasional Berorientasi Ekspor

Minggu, 3 Juli 2022 - 20:42
kementan
Nasional

Benteng Perekonomian Nasional, Sektor Pertanian Tumpuan Masa Depan

Sabtu, 2 Juli 2022 - 22:26
kementan
Nasional

Sambangi Kementan, Ketua KIP Apresiasi Pemanfaatan IT Dalam Pengelolaan dan Penyediaan Informasi

Sabtu, 2 Juli 2022 - 21:39
Pelatihan Pertanian
Nasional

Hadapi Krisis Pangan Global, Kementan – ICMI Bogor Gelar Pelatihan Pertanian Geo Ekonomi Hijau

Sabtu, 2 Juli 2022 - 11:35
Load More

Populer hari ini

Minion Tray

McDonald’s Luncurkan Merchandise Minions Tray Edisi Terbatas

Sabtu, 2 Juli 2022 - 14:35
anyer

Wisatawan ke Pantai Anyer Diminta Waspada, Ada Kemunculan Buaya Besar

Senin, 4 Juli 2022 - 08:37
ipb

Guru Besar IPB dan ITB Dukung Kementan Wujudkan Pertanian Berkelanjutan Lewat Bahan Alami

Sabtu, 11 Juni 2022 - 16:31
Penjabat Sekda Banten

Staf Ahli Mendapat Jabatan Prestisius di Banten, Ini Kata Mantan Dirjen Otda

Sabtu, 2 Juli 2022 - 19:37
tjhajo

Soni Sumarsono: Tjahjo Kumolo Satu Satunya Menteri Tak Punya Nomor Rekening

Jumat, 1 Juli 2022 - 20:55

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 4 Juli 2022 - Screenshot 2022 07 04 at 12.01.10 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 4 Juli 2022

by gimbal
Senin, 4 Juli 2022 - 00:04
Koran Indoposco Edisi 30 Juni 2022 - Screenshot 2022 06 30 at 12.20.30 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 30 Juni 2022

by gimbal
Kamis, 30 Juni 2022 - 00:26
Koran Indoposco 27 Juni 2022 - Screenshot 2022 06 27 at 12.12.04 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco 27 Juni 2022

by gimbal
Senin, 27 Juni 2022 - 00:15
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2022.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2022.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist