Program Bayi Tabung di Sumsel Sukses Hasilkan 105 Kehamilan Sejak 2021

Seminar Promil

Seminar Blastula IV F Centre, seminar seputar Program Ibu Hamil (Promil), Minggu (12/6) di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Klinik bayi tabung Blastula IVF Siloam Hospitals Sriwijaya di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) sukses menghasilkan 105 kehamilan sejak berdiri pada 21 Januari 2021. Ini menunjukkan program bayi tabung pada klinik ini mengalami peningkatan rate yang signifikan.

Direktur Siloam Hospitals Sriwijaya, dr. Bona Fernando mengatakan, layanan bayi tabung Blastula IVF ini terjadi akibat
sinergi yang baik antara klinisi dan manajemen dengan satu tujuan, yaitu memberi harapan bagi mereka yang sedang menunggu keturunan.

“Ke depan, Siloam dan Blastula akan terus berkarya untuk kemajuan kesehatan masyarakat, khususnya di bidang infertilitas, termasuk bagi masyarakat di Kota Bandar Lampung,” ujar dr. Bona pada Seminar Blastula IV F Centre di Bandar Lampung, Minggu (12/6/2022).

Pada seminar tersebut, dr. M. Aerul Chakra, SpOG (K) – FER, MIGS Head of Blatula IVF Clinic mengatakan, Blastula IVF Centre merupakan klinik bayi tabung yang mengadopsi tekhnologi fertilisasi terkini dan terbaru. Juga didukung penuh dari tenaga ahli dan laboratorium yang berstandar tinggi.

“Personalisasi menjadi kata kunci dalam layanan terbaik Blastula IVF centre, ditunjang dengan kenyamanan dan support sistem yang terdepan dalam pelaksanaan program unggulan,” kata dr. M. Aerul.

Terhitung mulai Februari 2021 hingga Desember 2021, tingkat keberhasilan yang diraih Blastula IVF sebesar 55 persen atau 246 pasien. Secara detail, tingkat keberhasilan fresh pregnancy 50 persen dari total 141 pasien yg di ET, serts FET pregnancy 60 persen dari total 105 pasien yang di FET.

Ini tercatat cukup tinggi, karena menurut datan dunia, tingkat keberhasilan program IVF Dunia rata-rata hanya 35 persen.

Dokter praktik tetap di Klinik Blastula IVF Siloam Hospitals Sriwijaya, dr. Dwi Silvia Indrasari SpOG(k) FER mengatakan, ketidaksuburan dari pasangan suami istri (pasutri) adalah terkait masalah medis, yaitu tidak terjadi kehamilan setelah pasangan melakukan intercourse tanpa kontrasepsi selama satu tahun. Namun, infertility bukanlah hanya masalah pada wanita, tapi juga pada pria.

“Penanganan ketidaksuburan jangka panjang, melalui perubahan gaya hidup pasutri. Hal itu guna mendapatkan berat badan ideal, normal yang otomatis akan menurunkan risiko penyakit jantung koroner, pun diabetes melitus dengan menghindari efek hiperinsulinemia,” terang dr. Dwi Silvia Indrasari.(rmn)

Exit mobile version