Benny Susetyo: Jadikan Kaum Muda Partner Pembumian Pancasila

bpip

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo, Pr (ketiga dari kanan) saat diskusi publik dengan tema: "Pancasila dan Kekinian" di Aston Bellevue Radio Dalam, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Foto: Ist.

INDOPOS.CO.ID – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo, Pr mengatakan Pancasila sesungguhnya sudah lama menjadi roh dalam kehidupan masyarakat.

“Pancasila itu keren, karena semangat berbagi dan bersinergi para pemuda sesungguhnya merupakan nilai-nilai Pancasila,” kata Romo Benny ketika menjadi narasumber dalam diskusi publik dengan tema: “Pancasila dan Kekinian” yang digelar Forum Bhinneka Indonesia (Forbin) di Aston Bellevue Radio Dalam, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Benny menyatakan, hendaknya anak muda diberi kesempatan untuk berkreativitas hingga Pancasila tetap lestari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Bukti nyata pelaksanaan pancasila terbukti saat terjadi Covid-19, di mana para pemuda bahu membahu saling membantu dengan mencari obat, mencari makanan dan rumah isolasi bagi mereka yang terjangkit. Kekerenan dan kesigapan ini hendaknya dapat digunakan dalam usaha pembumian Pancasila,” ujar Benny.

Benny menegaskan Pancasila tidak lagi bersifat dogmatis tapi praktis dan terbukti nyata hidup dalam masyarakat hingga Pancasila menjadi living dan working ideology yang sesungguhnya.

“Hendaknya ada role model dan pemberian kesempatan pada anak muda untuk berkarya dalam usaha memenuhi ruang-ruang publik dengan berita positif dan nilai-nilai Pancasila yang hidup nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia,” tandasnya.

BPIP dalam hal ini, kata Benny, sudah melakukan pendekatan kepada para youtuber dan paskibra sebagai duta-duta Pancasila, tidak saja untuk garda terdepan pembumian Pancasila namun juga sebagai calon-calon pemimpin di masa depan.

“Sudah waktunya menjadikan anak muda sebagai subjek bukan objek, sehingga Pancasila tidak hanya terbumikan secara doktrinal namun benar-benar masuk dan dilaksanakan dalam kehidupan sebagai modal untuk mengembangkan dan merayakan semua potensi yang dimiliki bangsa Indonesia,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Forbin Karlina Puspa mengatakan bahwa diskusi publik tersebut dalam rangka memperkenalkan Pancasila secara lebih dalam pada generasi kekinian yaitu para milenial dan generasi Y.

Ia menyatakan bahwa sesuai dengan tema diskusi, apakah Pancasila masih relevan dalam konteks masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang?

“Karena itulah perlu didiskusikan lebih dalam khususnya dalam bulan Pancasila dan Harlah Bung Karno ini. Pancasila seharusnya tetap menjadi pedoman dalam bertingkah laku karena Pancasila sendiri digali dari nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia sehingga tetap berjalan bersama menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik,” katanya.

Narasumber lainnya, Ayu Hendrata selaku influencer muda menyatakan, berbicara Pancasila dalam konteks generasi muda harusnya menggunakan pendekatan yang lebih simpel. Platform digital dapat digunakan untuk mengedukasi kaum muda terkait Pancasila.

Ayu sendiri menganggap Pancasila sebagai roh yang seharusnya menjiwai cara hidup, tidak hanya sebagai warga negara namun juga sebagai manusia seutuhnya.

“Nilai-nilai kebudayaan dan saling tolong menolong yang tersarikan dalam Pancasila hendaknya dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari agar kita tidak kehilangan kemanusiaan kita dan lebih jauh tidak kehilangan persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dan negara,” katanya.

Anggota DPR RI Idham Samawi yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut menegaskan Pancasila sesungguhnya telah menjadi kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.

“Tidak ada ideologi lain yang mampu menjaga bangsa ini dari perpecahan. Pancasila juga selaras dengan seluruh kebudayaan di Indonesia karena Bung Karno menggalinya dari nilai-nilai kehidupan, budaya dan agama di Indonesia. Maka tidak ada ideologi dan dasar lain yang cocok untuk negara ini selain Pancasila. Kita harus mewujudnyatakan Pancasila dari lingkungan terkecil masyarakat yaitu keluarga, bukan dengan menghafalkan saja namun juga melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya. (dam)

Exit mobile version