INDOPOS.CO.ID – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meluncurkan film mini series “Banyu: Mencari Makna”. Tujuannya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengelola bendungan dan waduk.
Pemilihan nama Banyu diambil dari pemeran utama dalam mini series tersebut. Dia berstatus mahasiswa yang memiliki visi mengembangkan bendungan di desanya. Termasuk menjaga keseimbangan alam sekitarnya.
Dalam perjalananya, Banyu menemukan berbagai persoalan yang melingkupi Bendungan Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Warga setempat bekerja sama dengan balai, komunitas untuk mewujudkan program-program PUPR.
Menurut Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Adenan Rasyid, pesan yang disampaikan kepada masyarakat lebih cepat melalui film. Melibatkan para kawula muda demi menumbuhkan kepedulian terhadap bendungan.
Mini series Banyu: Mencari Makna sudah bisa disaksikan masyarakat lewat kanal YouTube @PUPR_SDA. Tayang perdana pada, Jumat (24/6/2022), bakal diputar dua kali dalam satu pekan.
“Kita anggap (film) itu paling cepat sampai ke informasi ke masyarakat. Kita putar seminggu dua kali, dengan melibatkan anak-anak muda yang lebih peduli. Kita ingin kepedulian terhadap bendungan mulai dari usia dini,” kata Adenan Rasyid di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2022).
Ia menyadari, bendungan itu banyak permasalahan. Dadi hilir dan di hulu, misalnya, adanya keramba liar. Tentu itu butuh perhatian serius dari semuanya, bukan hanya dari pemerintah, tapi dari masyarakat.
“Makanya kita pilih media audio visual, untuk bisa (menyampaikan pesan) ke masyarakat. Pesannya adalah bahwa bendungan ini harus kita kelola, kita lestarikan karena ini bukan untuk kita saja, tapi untuk anak cucu kita,” ujar Adenan.
Pengerjaan film mini series itu memakan waktu tidak terlalu lama. Mulai tahun 2021 hingga 2022 atau tepatnya pada bulan Maret kemarin. Tidak ada kendala serius dalam pembuatan proyek itu. Sebagian besar masyarakat mendukung.
“Masyarakatnya sudah mulai menyadari, pemerintah daerah sangat mendukung upaya pelestarian bendungan itu. Sehingga kami memilih Bendungan Cacaban,” tutur Adenan.
PUPR telah membentuk masyarakat peduli area sabuk hijau atau greenbelt di dekat Bendungan Cacaban. Melakukan penanaman pohon. Seperti pohon jati, bambu, serta ada komunitas penghuni sungai.
“Mudah-mudahan melalui film ini masyarakat memahami, bisa mengubah perilakunya, kemudian lebih peduli dan memiliki rasa terhadap pelestarian bendungan atau waduk,” imbuhnya.
Ia turut terlibat dalam penggarapan film mini series tersebut. Terdapat 12 episode. Pertama, berjudul Setets Air dari Cacaban. Kedua, Datangnya Surat Cinta yang Kedua. Ketiga, Ada Cinta di Waduk Cacaban. Keempat, Bermula dari Keinginan Jadi YouTube. Kelima, Menjaga Cungkir Emasnya Bung Karno.
Episode keenam, Makan Ayam di Warung Lepas. Ketujuh, Menanam Salah, Gak Menanam Kalah. Kedelapan, Menanti Sunset di Cacaban. Kesembilan, Kami Peduli Asal… Sementara judul episode 10, Tokoh Inspiratif Itu Ternyata Orang Biasa. Episode 11, Pemegang Tongkat Estafet dan terakhir, Menjaga Air dari Hulu-Hilir.(dan)