INDOPOS.CO.ID – Kasus Covid-19 sub-varian omicron BA.4 dan BA.5 dilaporkan telah menyebar ke seluruh Indonesia. Sehingga menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus konfirmasi positif, terutama di Jakarta.
Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Ilmu Kedokteran (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyatakan, kondisi meningkatnya kasus Covid-19 di Tanah Air memicu terciptanya mutasi Covid-19. Bahkan berdampak terhadap aspek lainnya.
“Kalau kasus terus meningkat maka potensi terbentuknya varian baru jadi lebih besar,” kata Tjandra melalui gawai, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Selain itu, beberapa orang rentan terpapar virus seperti lansia, anak-anak, atau orang yang belum divaksinasi Covid-19. Serta terganggunya kegiatan masyarakat lantaran harus menjalani isolasi mandiri.
“Belum lagi dampak kesehatan pada kelompok risiko tinggi, dan juga gangguan aktifitas kalau seseorang harus diisolasi,” ujar Tjandra.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terkait penyebaran sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Kasusnya di DKI Jakarta telah mendominasi.
“Saya jelaskan bahwa 81 persen semua kasus di indonesia sudah BA.4, BA.5. Jadi bukan hanya di Jakarta saja. Jakarta sudah 100 persen BA.4, BA.5,” ujar Budi usai rapat terbatas mengenai evaluasi PPKM, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Ia memperkirakan, puncak kasus di Indonesia akan terjadi di minggu kedua atau ketiga Juli 2022. Sejumlah negara lain, mengalami kenaikan kasus terjadi 30-40 hari dari sejak ditemukannya sebuah varian Covid-19.
“Sebelumnya saat dominasi delta itu sudah hampir 100 persen dari populasi virusnya, itu boleh terjadi penurunan. Demikian juga pada saat omicron itu sudah hampir 100 persen dari yang kita genom sequence adalah varian omicron mulai terjadi penurunan,” beber Budi.
“Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia,” tambahnya. (dan)