Sri Lanka Bangkrut, Pengamat: Hati-hati Utang Indonesia Capai Rp7.000 Triliun

ilustrasi uang

Ilustrasi.

INDOPOS.CO.ID – Aksi massa di Sri Lanka bisa terjadi di negara manapun termasuk Indonesia. Jika kehidupan rakyat menderita, kelaparan terjadi dimana-mana dan kemiskinan terus meningkat.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pengamat Politik Luar Negeri Jerry Massie melalui gawai, Senin (11/7/2022).

Ia mengingatkan pemerintah Indonesia agar lebih hati-hati dalam membuat kebijakan yang mensejahterakan rakyat. Apalagi budaya, politik dan ekonomi antara Sri Langka dan Indonesia ada sedikit persamaan.

Sebelum jatuh Sri Langka, lanjut dia, bisa dikatakan makmur seperti di Indonesia. Hal ini berbeda dengan Bangladesh yang jauh baik secara ekonomi dan politik dengan Indonesia.

“Kemiskinan, utang, pengangguran dan inflasi merupakan pemicu terjadi kerusuhan dalam sebuah negara. People power bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintahan Jokowi tak berpihak pada rakyat,” terangnya.

Ia menambahkan, Sri Lanka menyukai utang kepada China. Akibatnya, Sri Lanka menjadi negara defaul atau gagal membayar utang. Sehingga Sri Lanka menjadi negara bangkrut. Tercatat utang luar negeri Sri Lanka per akhir 2021 adalah US$ 50,72 miliar.

“Nah kejadian ini sama persis dengan Indonesia yang suka ngutang. Bayangkan utang kita sudah tembus Rp7000 triliun,” bebernya.

Saat ini pemerintah memasang target defisit APBN tahun 2022 sebesar Rp 840,2 triliun atau setara 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini lebih rendah dari perkiraan defisit sebelumnya yang sebesar Rp 868 triliun atau setara 4,85 persen dari PDB. Utang SBY dalam 10 tahun Rp1.3009 trillun tapi Jokowi hanya 4 tahun utangnya sampai Rp 1.809 triliun.

“Jadi saat SBY turun tahta utang kita Rp2.700 triliun. Jadi era Jokowi utang naik dramatis Rp4.300 triliun dan bisa menapai Rp5.000 sampai Rp6.000 triliun,” ungkapnya.

“Jika peristiwa yang dialami Sri Lanka tidak terjadi di Indonesia, maka diminta agar tidak membuat rakyat susah,” imbuhnya.

Sebelumnya, massa menyerbu rumah dinas Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dan mengusirnya dari istana di Kolombo. Massa juga meminta agar Gotabaya mundur sebagai Presiden Sri Lanka. (nas)

Exit mobile version